Jakarta: Presiden Joko Widodo memerintahkan kepala daerah memperbanyak tes virus korona (covid-19). Pengecekan ini dapat menekan laju penyebaran virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, itu.
“Saya sampaikan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan sampel tes secara masif,” kata Jokowi di Jakarta, Sabtu, 18 April 2020.
Kepala Negara juga meminta pemerintah daerah agresif melacak rekam jejak perjalanan dan kontak fisik warganya. Pemerintah daerah, kata Jokowi, juga harus terus menggalakkan isolasi diri yang ketat.
“Jika ada warganya yang bergejala terinfeksi virus korona dan butuh membutuhkan uluran tangan harus segera dibantu,” tegas Jokowi.
Dalam pelaksanaannya, Jokowi meminta kepala daerah rutin berkoordinasi dengan gugus tugas dari tingkat kecamatan, kelurahan, hingga RT dan RW. Hal itu bertujuan agar penanganan virus terpadu dan tepat sasaran.
Selain itu, Jokowi menyebut pemerintah tidak bisa berjalan sendiri memerangi pandemi korona. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk memutus mata rantai virus korona.
"Peran serta seluruh lapisan masyarakat sangatlah penting,” tutur mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi menekankan upaya menghadapi pandemi korona bukan perkara mudah. Namun, dia yakin Indonesia bakal semakin kuat setelah melewati ujian ini.
Baca: Jokowi Geram 103 Daerah Santai Hadapi Korona
Sementara itu, jumlah pasien positif korona di Indonesia per Sabtu, 18 April 2020, mencapai 6.248 orang dengan 325 di antaranya kasus baru. Sebanyak 631 pasien dinyatakan sembuh, sedangkan 535 orang meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, itu.
Penularan virus dengan gejala flu, demam, hingga sesak napas itu kebanyakan berada di DKI Jakarta. Data di situs corona.jakarta.go.id menyebutkan ada 2.902 pasien positif di Ibu Kota. Sebanyak 1.769 pasien dirawat, 670 isolasi mandiri, 206 sembuh, dan meninggal 257 orang.
Jakarta: Presiden Joko Widodo memerintahkan kepala daerah memperbanyak tes virus korona (
covid-19). Pengecekan ini dapat menekan laju penyebaran virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, itu.
“Saya sampaikan kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan sampel tes secara masif,” kata Jokowi di Jakarta, Sabtu, 18 April 2020.
Kepala Negara juga meminta pemerintah daerah agresif melacak rekam jejak perjalanan dan kontak fisik warganya. Pemerintah daerah, kata Jokowi, juga harus terus menggalakkan isolasi diri yang ketat.
“Jika ada warganya yang bergejala terinfeksi virus korona dan butuh membutuhkan uluran tangan harus segera dibantu,” tegas Jokowi.
Dalam pelaksanaannya, Jokowi meminta kepala daerah rutin berkoordinasi dengan gugus tugas dari tingkat kecamatan, kelurahan, hingga RT dan RW. Hal itu bertujuan agar penanganan virus terpadu dan tepat sasaran.
Selain itu, Jokowi menyebut pemerintah tidak bisa berjalan sendiri memerangi pandemi korona. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk memutus mata rantai virus korona.
"Peran serta seluruh lapisan masyarakat sangatlah penting,” tutur mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi menekankan upaya menghadapi pandemi korona bukan perkara mudah. Namun, dia yakin Indonesia bakal semakin kuat setelah melewati ujian ini.
Baca:
Jokowi Geram 103 Daerah Santai Hadapi Korona
Sementara itu, jumlah pasien positif korona di Indonesia per Sabtu, 18 April 2020, mencapai 6.248 orang dengan 325 di antaranya kasus baru. Sebanyak 631 pasien dinyatakan sembuh, sedangkan 535 orang meninggal akibat virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Tiongkok, itu.
Penularan virus dengan gejala flu, demam, hingga sesak napas itu kebanyakan berada di DKI Jakarta. Data di situs corona.jakarta.go.id menyebutkan ada 2.902 pasien positif di Ibu Kota. Sebanyak 1.769 pasien dirawat, 670 isolasi mandiri, 206 sembuh, dan meninggal 257 orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)