Jakarta: Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, bertemu Menteri di Jabatan Perdana Menteri Hal Ehwal Ugama Malaysia, Datuk H Idris bin H Ahmad, di sela kunjungan kerjanya di Arab Saudi. Kedua pihak sepakat membangun sinergi meningkatkan pelayanan haji.
"Hari ini saya bertemu Menteri di Jabatan Perdana Menteri Hal Ehwal Ugama Malaysia, Datuk Haji Idris Bin Haji Ahmad. Kami sharing pengalaman penyelenggaraan haji sekaligus membangun kolaborasi dalam peningkatan kualitas pelayanan jemaah," ujar Yaqut dilansir Media Indonesia, Senin, 21 Maret 2022.
Baca: Pemerintah Tunggu Informasi dari Arab Saudi Terkait Kuota Haji
Banyak hal yang dibicarakan. Mulai dari biaya haji, daftar tunggu jemaah, kuota haji, hingga umrah di masa pandemi. Secara umum, kata Yaqut, Indonesia dan Malaysia memiliki tantangan yang sama.
"Malaysia yang setiap tahun di masa sebelum pandemi memberangkatkan 30 ribu jemaah haji ke Tanah Suci, sekarang menghadapi antrian jemaah mencapai 14 tahun. Sementara Indonesia, dengan keberangkatan 210 ribu jemaah sebelum pandemi, antriannya mencapai 40 tahun," ungkapnya.
Menurut Yaqut, tantangan tersebut perlu dicarikan solusi. Pasalnya, penduduk muslim di dunia sudah rindu dengan Tanah Suci.
"Tadi kami bersepakat untuk bersama-sama mencari solusi terbaik agar jamaah haji bisa terlayani dengan baik," tutur Yaqut.
Jakarta: Menteri Agama,
Yaqut Cholil Qoumas, bertemu Menteri di Jabatan Perdana Menteri Hal Ehwal Ugama Malaysia, Datuk H Idris bin H Ahmad, di sela kunjungan kerjanya di Arab Saudi. Kedua pihak sepakat membangun sinergi meningkatkan
pelayanan haji.
"Hari ini saya bertemu Menteri di Jabatan Perdana Menteri Hal Ehwal Ugama Malaysia, Datuk Haji Idris Bin Haji Ahmad. Kami sharing pengalaman penyelenggaraan haji sekaligus membangun kolaborasi dalam peningkatan kualitas pelayanan jemaah," ujar Yaqut dilansir
Media Indonesia, Senin, 21 Maret 2022.
Baca:
Pemerintah Tunggu Informasi dari Arab Saudi Terkait Kuota Haji
Banyak hal yang dibicarakan. Mulai dari biaya haji, daftar tunggu jemaah, kuota haji, hingga umrah di masa pandemi. Secara umum, kata Yaqut, Indonesia dan Malaysia memiliki tantangan yang sama.
"Malaysia yang setiap tahun di masa sebelum pandemi memberangkatkan 30 ribu jemaah haji ke Tanah Suci, sekarang menghadapi antrian jemaah mencapai 14 tahun. Sementara Indonesia, dengan keberangkatan 210 ribu jemaah sebelum pandemi, antriannya mencapai 40 tahun," ungkapnya.
Menurut Yaqut, tantangan tersebut perlu dicarikan solusi. Pasalnya, penduduk muslim di dunia sudah rindu dengan Tanah Suci.
"Tadi kami bersepakat untuk bersama-sama mencari solusi terbaik agar jamaah haji bisa terlayani dengan baik," tutur Yaqut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)
