medcom.id, Jakarta: Belum genap sebulan menjabat sebagai Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli kerap mengundang kontroversi. Rizal menyebut, sikapnya itu sangat mengganggu pihak yang punya kepentingan.
"Kalau perbedaan pendapat karena kepentingan, karena KKN ya terganggu dengan adanya Rizal Ramli. Sederhana kok, itu masalahnya," kata Rizal seusai mengantar Presiden Joko Widodo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Menurut Rizal, dirinya tak asal berucap. Dia meyakinkan, setiap pernyataan yang dilontarkan berdasarkan fakta. "Saya menyatakan kebenaran, itu saja, ini yang penting," ujar mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Gus Dur itu.
Sejauh ini, Rizal menyampaikan, Presiden tidak mempersoalkan sikap kritis tersebut. "Happy-happy saja, enggak ada persoalan. Yang punya persoalan itu yang punya kepentingan, itu saja, sederhana," ungkap dia.
Sikap tersebut, lanjutnya, semata mendorong transparansi dan pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dia yakin, rakyat dan investor akan senang jika negara ini bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
"Tapi kan ada orang-orang yang pola berpikirnya masih orde baru, beda pendapat itu enggak bagus," kata Rizal.
Setidaknya ada tiga pernyataan kontroversial Rizal Ramli. Pertama, usulan agar program listrik 35 ribu mega watt direvisi. Rizal beralasan target itu tidak realistis karena terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Kedua, rencana pembelian 30 pesawat oleh Garuda Indonesia harus ditunda. Ia tidak ingin Garuda bangkrut. Menurutnya, pesawat yang ingin dibeli Garuda hanya cocok untuk penerbangan ke Amerika dan Eropa. Sedangkan tingkat keterisian penumpang Garuda Indonesia pada rute itu hanya 30 persen.
Ketiga, Rizal menduga ada kepentingan bisnis pribadi pejabat dalam proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Rizal Ramli dan Presiden Joko Widodo. Antara Foto
Beberapa waktu lalu, Rizal mengaku punya jurus rahasia untuk menggeber perubahan di pemerintahan. Rizal menamai jurusnya: Rajawali Ngepret.
Jurusnya itu dia sebut berkali-kali di depan para pemimpin redaksi media dan wartawan. Rizal tak sengaja bertemu para pemred yang diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara.
Saat itu, Rizal berniat meninggalkan Istana setelah bertemu Presiden, sementara para pemred baru tiba. Salah seorang pemred media massa bertanya kabar pada Rizal lalu diteruskan dengan pertanyaan kelanjutan 'perdamaian' dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Di situlah, Rizal menyebut jurus rajawali ngepret. "Ini rajawali ngepret. Saya bawa angin dari luar yang kencang ke dalam agar bawa perubahan," kata Rizal, Rabu 19 Agustus.
medcom.id, Jakarta: Belum genap sebulan menjabat sebagai Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli kerap mengundang kontroversi. Rizal menyebut, sikapnya itu sangat mengganggu pihak yang punya kepentingan.
"Kalau perbedaan pendapat karena kepentingan, karena KKN ya terganggu dengan adanya Rizal Ramli. Sederhana
kok, itu masalahnya," kata Rizal seusai mengantar Presiden Joko Widodo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (11/9/2015).
Menurut Rizal, dirinya tak asal berucap. Dia meyakinkan, setiap pernyataan yang dilontarkan berdasarkan fakta. "Saya menyatakan kebenaran, itu saja, ini yang penting," ujar mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Gus Dur itu.
Sejauh ini, Rizal menyampaikan, Presiden tidak mempersoalkan sikap kritis tersebut. "
Happy-happy saja,
enggak ada persoalan. Yang punya persoalan itu yang punya kepentingan, itu saja, sederhana," ungkap dia.
Sikap tersebut, lanjutnya, semata mendorong transparansi dan pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Dia yakin, rakyat dan investor akan senang jika negara ini bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
"Tapi kan ada orang-orang yang pola berpikirnya masih orde baru, beda pendapat itu
enggak bagus," kata Rizal.
Setidaknya ada tiga pernyataan kontroversial Rizal Ramli. Pertama, usulan agar program listrik 35 ribu mega watt direvisi. Rizal beralasan target itu tidak realistis karena terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Kedua, rencana pembelian 30 pesawat oleh Garuda Indonesia harus ditunda. Ia tidak ingin Garuda bangkrut. Menurutnya, pesawat yang ingin dibeli Garuda hanya cocok untuk penerbangan ke Amerika dan Eropa. Sedangkan tingkat keterisian penumpang Garuda Indonesia pada rute itu hanya 30 persen.
Ketiga, Rizal menduga ada kepentingan bisnis pribadi pejabat dalam proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Rizal Ramli dan Presiden Joko Widodo. Antara Foto
Beberapa waktu lalu, Rizal mengaku punya jurus rahasia untuk menggeber perubahan di pemerintahan. Rizal menamai jurusnya: Rajawali Ngepret.
Jurusnya itu dia sebut berkali-kali di depan para pemimpin redaksi media dan wartawan. Rizal tak sengaja bertemu para pemred yang diundang Presiden Joko Widodo ke Istana Negara.
Saat itu, Rizal berniat meninggalkan Istana setelah bertemu Presiden, sementara para pemred baru tiba. Salah seorang pemred media massa bertanya kabar pada Rizal lalu diteruskan dengan pertanyaan kelanjutan 'perdamaian' dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Di situlah, Rizal menyebut jurus rajawali ngepret. "Ini rajawali ngepret. Saya bawa angin dari luar yang kencang ke dalam agar bawa perubahan," kata Rizal, Rabu 19 Agustus
. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)