Jakarta: Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Johnny G Plate menilai pengumuman Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) lebih awal mampu memperkuat komunikasi politik dengan masyarakat. Sehingga, politik 'kawin paksa' tidak terjadi.
"Kita tidak inginkan bahwa analogi politik kawin paksa, politik pingit, memingit calon sampai dibatas waktu terakhir calonnya menjadi susah (berkomunikasi dengan masyarakat), masyarakatnya juga terbatas (dengan calon)," ujar Johnny usai menghadiri Konvensi Humas Indonesia 2022, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Desember 2022.
Johnny menerangkan komunikasi politik antara calon pemimpin dengan masyarakat perlu dibangun sejak awal. Tidak secara mendadak terjun ke tengah masyarakat saat menjelang waktu pemilihan.
"Sehingga masyarakat bisa tahu calonnya berkomunikasi. Ruang komunikasi (antara masyarakat dan calon pemimpin) ini harus dibuka," jelas dia.
Ia mafhum beberapa partai memilih cara yang berbeda dalam menjalin komunikasi antara masyarakat dengan calon pemimpinnya. Ada yang memilih menjaring suara pemilih melalui asosiasi atau masa pendukung calon pemimpinnya.
"Kalau yang lain carannya belum menyebut namanya, tapi mengkomunikasikan calonnya secara tidak langsung, tentu ada pertimbangan menurut kami (Partai NasDem) semakin dekat (dengan masyarakat)," beber Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu.
Jakarta: Sekretaris Jenderal (Sekjen)
Partai NasDem Johnny G Plate menilai pengumuman Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres) lebih awal mampu memperkuat komunikasi politik dengan masyarakat. Sehingga, politik 'kawin paksa' tidak terjadi.
"Kita tidak inginkan bahwa analogi politik kawin paksa, politik pingit, memingit calon sampai dibatas waktu terakhir calonnya menjadi susah (berkomunikasi dengan masyarakat), masyarakatnya juga terbatas (dengan calon)," ujar Johnny usai menghadiri Konvensi Humas Indonesia 2022, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis, 15 Desember 2022.
Johnny menerangkan komunikasi politik antara calon pemimpin dengan masyarakat perlu dibangun sejak awal. Tidak secara mendadak terjun ke tengah masyarakat saat menjelang waktu
pemilihan.
"Sehingga masyarakat bisa tahu calonnya berkomunikasi. Ruang komunikasi (antara masyarakat dan calon pemimpin) ini harus dibuka," jelas dia.
Ia mafhum beberapa
partai memilih cara yang berbeda dalam menjalin komunikasi antara masyarakat dengan calon pemimpinnya. Ada yang memilih menjaring suara pemilih melalui asosiasi atau masa pendukung calon pemimpinnya.
"Kalau yang lain carannya belum menyebut namanya, tapi mengkomunikasikan calonnya secara tidak langsung, tentu ada pertimbangan menurut kami (Partai NasDem) semakin dekat (dengan masyarakat)," beber Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)