medcom.id, Jakarta: Penolakan pemerintah Amerika Serikat terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo disebut misterius. Peneliti Bidang Perkembangan Politik Internasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dewi Fortuna Anwar menilai tindakan yang dilakukan otoritas penerbangan AS itu cukup aneh. Pasalnya, Gatot bertolak ke AS bukan kali ini saja.
"Saya melihat aneh juga ini bisa terjadi karena panglima TNI sudah berkali-kali ke Amerika Serikat. Kemudian, dia ke sana atas undangan resmi Panglima AS. Militer AS juga terikat dengan kemitraan strategis dengan militer Indonesia," kata Dewi saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin 23 Oktober 2017.
Dewi tak mau menyimpulkan apa yang salah dalam kejadian tersebut. Meski pihak AS telah menyampaikan permintaan maaf melalui kedutaan besar di Jakarta, pemerintah Indonesia tetap perlu mendengar penjelasan rinci.
"Ini agak misterius mengapa kok mendadak? Kalau baca dari berita-berita, Panglima TNI sempat ke AS pada Februari. Jadi, apa yang terjadi antara februari hingga hari ini? Kita lihat saja. Kan sekarang masih mencari klarifikasi," ucapnya.
Ia menilai tindakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mempertanyakan pencekalan ini sudah tepat. Dewi berharap pihak AS bisa membuka diri agar bisa memberikan penjelasan.
"Memang itu perlu, pasti ada catatan bagaimana itu (pencekalan) bisa terjadi," ujarnya.
Baca: Menyoal Ditolaknya Jenderal Gatot
Panglima TNI bersama rombongan ditolak masuk ke Amerika Serikat saat akan menaiki pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu petang 21 Oktober 2017. Gatot sedianya bakal menghadiri acara Chiefs of Defence Conference on Country Violent Extremist Organizations (VEOs) yang akan dilaksanakan pada 23-24 Oktober di Washington DC.
Namun, beberapa saat sebelum keberangkatan, petugas dari maskapai Emirates--pesawat yang bakal digunakan rombongan Panglima--memberi tahu bahwa US Custom and Border Protection melarang pesawat itu memasuki wilayah AS.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/RkjjXBgk" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Penolakan pemerintah Amerika Serikat terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo disebut misterius. Peneliti Bidang Perkembangan Politik Internasional Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dewi Fortuna Anwar menilai tindakan yang dilakukan otoritas penerbangan AS itu cukup aneh. Pasalnya, Gatot bertolak ke AS bukan kali ini saja.
"Saya melihat aneh juga ini bisa terjadi karena panglima TNI sudah berkali-kali ke Amerika Serikat. Kemudian, dia ke sana atas undangan resmi Panglima AS. Militer AS juga terikat dengan kemitraan strategis dengan militer Indonesia," kata Dewi saat dihubungi
Metrotvnews.com, Senin 23 Oktober 2017.
Dewi tak mau menyimpulkan apa yang salah dalam kejadian tersebut. Meski pihak AS telah menyampaikan permintaan maaf melalui kedutaan besar di Jakarta, pemerintah Indonesia tetap perlu mendengar penjelasan rinci.
"Ini agak misterius mengapa kok mendadak? Kalau baca dari berita-berita, Panglima TNI sempat ke AS pada Februari. Jadi, apa yang terjadi antara februari hingga hari ini? Kita lihat saja. Kan sekarang masih mencari klarifikasi," ucapnya.
Ia menilai tindakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mempertanyakan pencekalan ini sudah tepat. Dewi berharap pihak AS bisa membuka diri agar bisa memberikan penjelasan.
"Memang itu perlu, pasti ada catatan bagaimana itu (pencekalan) bisa terjadi," ujarnya.
Baca: Menyoal Ditolaknya Jenderal Gatot
Panglima TNI bersama rombongan ditolak masuk ke Amerika Serikat saat akan menaiki pesawat di Bandara Soekarno Hatta, Sabtu petang 21 Oktober 2017. Gatot sedianya bakal menghadiri acara
Chiefs of Defence Conference on Country Violent Extremist Organizations (VEOs) yang akan dilaksanakan pada 23-24 Oktober di Washington DC.
Namun, beberapa saat sebelum keberangkatan, petugas dari maskapai Emirates--pesawat yang bakal digunakan rombongan Panglima--memberi tahu bahwa US Custom and Border Protection melarang pesawat itu memasuki wilayah AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)