Jakarta: Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menyesalkan pemerintah tak kunjung menerapkan lockdown usai lonjakan kasus covid-19 terjadi di beberapa daerah. Dia menilai laju penularan covid-19 tak akan bisa dikurangi bila masyarakat masih melakukan mobilitas.
"Harus PSBB (pembatasan sosial berskala besar) seperti awal pandemi dulu. Mobilitas masyarakat harus dihentikan. Karena virus itu senang sekali kalau ada mobilitas," kata Slamet, dalam diskusi virtual, Selasa, 29 Juni 2021.
Menurut dia, virus akan terus menular selama mobilitas masyarakat masih tinggi. Dia menyarankan masyarakat melakukan PSBB sendiri dengan membatasi mobilitas dan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
"Kita PSBB masing-masing saja, jangan keluar rumah. Keluar rumah itu hanya untuk yang penting-penting saja. Pakai masker ke mana pun," tegasnya.
Baca: Kota Bogor Catat 447 kasus Harian, Tertinggi Selama Pandemi
Selain itu, Slamet meminta pemerintah serius menerapkan penebalan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro bila tak mau menerapkan lockdown. Misalnya, benar-benar mengatur sif kerja karyawan sehingga tercipta jaga jarak di perusahaan maupun angkutan umum.
"Misalnya sekarang kan yang bekerja di kantor itu tinggal 25 persen. Dari 25 persen itu dibagi lagi separuh-separuh jam kerjanya hanya 5 jam. Dengan begitu mobilitas dan intensitas pertemuan semakin berkurang," ujarnya.
Jakarta: Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Slamet Budiarto menyesalkan pemerintah tak kunjung menerapkan
lockdown usai lonjakan kasus
covid-19 terjadi di beberapa daerah. Dia menilai laju penularan covid-19 tak akan bisa dikurangi bila masyarakat masih melakukan mobilitas.
"Harus
PSBB (pembatasan sosial berskala besar) seperti awal pandemi dulu. Mobilitas masyarakat harus dihentikan. Karena virus itu senang sekali kalau ada mobilitas," kata Slamet, dalam diskusi virtual, Selasa, 29 Juni 2021.
Menurut dia, virus akan terus menular selama mobilitas masyarakat masih tinggi. Dia menyarankan masyarakat melakukan PSBB sendiri dengan membatasi mobilitas dan melaksanakan
protokol kesehatan secara ketat.
"Kita PSBB masing-masing saja, jangan keluar rumah. Keluar rumah itu hanya untuk yang penting-penting saja. Pakai masker ke mana pun," tegasnya.
Baca: Kota Bogor Catat 447 kasus Harian, Tertinggi Selama Pandemi
Selain itu, Slamet meminta pemerintah serius menerapkan penebalan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro bila tak mau menerapkan
lockdown. Misalnya, benar-benar mengatur sif kerja karyawan sehingga tercipta jaga jarak di perusahaan maupun angkutan umum.
"Misalnya sekarang kan yang bekerja di kantor itu tinggal 25 persen. Dari 25 persen itu dibagi lagi separuh-separuh jam kerjanya hanya 5 jam. Dengan begitu mobilitas dan intensitas pertemuan semakin berkurang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)