Jakarta: Popularitas Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto di wilayah Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan mencapai 51 persen. Direktur lembaga riset independen Index Indonesia Agung Prihatna, menyebut naiknya popularitas Airlangga naik karena beberapa faktor.
"Banyak faktornya, Pak Airlangga cukup aktif di medsos, timnya juga bergerak, mungkin juga pemasangan baliho memberikan efek," ujar Agung, saat dihubungi, Selasa, 14 September 2021.
Menurut Agung, selain aktif di media sosial, Airlangga cukup sering muncul di media, karena juga mendapuk sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan mengatasi pandemi covid-19.
"Upaya-upaya itu membuahkan hasil," imbuh Agung.
Baca: Bantuan Subsidi Upah Rp8,8 Triliun Cair untuk 3,4 Juta Pekerja
Menurut Agung angka tersebut masih perlu terus ditingkatkan, meski kalau melihat trennya 50 persen bukan angka yang kecil. Wilayah Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan menurut Agung jumlah pemilihnya sekitar 30 juta atau 15 persen dari populasi pemilih nasional.
"Dibandingkan ketum partai yang lain, Airlangga salah satu figur yang menarik. Meski idealnya untuk memasuki proses persaingan Pak Airlangga harus meningkatkan lagi popularitas setidaknya sampai 85 persen," kata Agung.
Lima nama yang paling populer di mata responden dan dianggap berpotensi sebagai calon presiden Indonesia tahun 2024, menurut hasil survei Index Indonesia adalah Prabowo Subianto (popularitas 98.3%), Anies Baswedan (95.4%), Puan Maharani (88.9%), Ganjar Pranowo (70.4%), dan Airlangga Hartarto (51.4%).
Nama itu kami sodorkan, pertanyaannya apakah anda pernah mendengar atau membaca nama-nama berikut. "Jadi itu artinya sebenarnya orang pernah mendengar atau setidaknya pernah membaca nama-nama itu," katanya.
Menurut Agung, popularitas Prabowo tentu karena 2014 dan 2019 sudah capres sehingga punya tabungan popularitas. Sementara Anies Baswedan karena publikasi sebagai Calon Gubernur sampai dengan Gubernur DKI publikasi cukup intensif, karena ibukota selalu jadi sorotan.
"Puan, tokoh yang cukup luas publikasinya baik melalui media massa, medsos, baliho, spanduk, itu efeknya ke situ. Mas Ganjar efek publikasi menjabat Gubernur 10 tahun," ujarnya.
Jakarta: Popularitas Ketua Umum Partai Golkar,
Airlangga Hartarto di wilayah Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan mencapai 51 persen. Direktur lembaga riset independen Index Indonesia Agung Prihatna, menyebut naiknya popularitas Airlangga naik karena beberapa faktor.
"Banyak faktornya, Pak Airlangga cukup aktif di medsos, timnya juga bergerak, mungkin juga pemasangan baliho memberikan efek," ujar Agung, saat dihubungi, Selasa, 14 September 2021.
Menurut Agung, selain aktif di media sosial, Airlangga cukup sering muncul di media, karena juga mendapuk sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dan mengatasi pandemi covid-19.
"Upaya-upaya itu membuahkan hasil," imbuh Agung.
Baca:
Bantuan Subsidi Upah Rp8,8 Triliun Cair untuk 3,4 Juta Pekerja
Menurut Agung angka tersebut masih perlu terus ditingkatkan, meski kalau melihat trennya 50 persen bukan angka yang kecil. Wilayah Papua, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan menurut Agung jumlah pemilihnya sekitar 30 juta atau 15 persen dari populasi pemilih nasional.
"Dibandingkan ketum partai yang lain, Airlangga salah satu figur yang menarik. Meski idealnya untuk memasuki proses persaingan Pak Airlangga harus meningkatkan lagi popularitas setidaknya sampai 85 persen," kata Agung.
Lima nama yang paling populer di mata responden dan dianggap berpotensi sebagai calon presiden Indonesia tahun 2024, menurut hasil survei Index Indonesia adalah Prabowo Subianto (popularitas 98.3%), Anies Baswedan (95.4%), Puan Maharani (88.9%), Ganjar Pranowo (70.4%), dan Airlangga Hartarto (51.4%).
Nama itu kami sodorkan, pertanyaannya apakah anda pernah mendengar atau membaca nama-nama berikut. "Jadi itu artinya sebenarnya orang pernah mendengar atau setidaknya pernah membaca nama-nama itu," katanya.
Menurut Agung, popularitas Prabowo tentu karena 2014 dan 2019 sudah capres sehingga punya tabungan popularitas. Sementara Anies Baswedan karena publikasi sebagai Calon Gubernur sampai dengan Gubernur DKI publikasi cukup intensif, karena ibukota selalu jadi sorotan.
"Puan, tokoh yang cukup luas publikasinya baik melalui media massa, medsos, baliho, spanduk, itu efeknya ke situ. Mas Ganjar efek publikasi menjabat Gubernur 10 tahun," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)