Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung tengah berbincang. ANT/Widodo Jusuf.
Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung tengah berbincang. ANT/Widodo Jusuf.

Presiden tak Dukung Siapa-siapa di Munaslub Golkar

Yogi Bayu Aji • 10 Mei 2016 19:28
medcom.id, Jakarta: Pemerintah tak akan campur tangan dalam proses pemilihan ketua umum Partai Golkar yang akan digelar 15 Mei. Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan, kabar dukungan Presiden Joko Widodo kepada salah satu calon ketua umum hanya isapan jempol belaka.
 
"Presiden tak campur tangan dan tidak dalam mendukung siapa-siapa dan presiden sendiri yang katakan," tegas Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (10/5/2016).
 
Kalla juga tak mempermasalahkan jika ada menteri Kabinet Kerja yang mendukung salah satu calon yang bertarung. Asal, dukungan yang diberikan pembantu presiden itu bersifat pribadi.

"Sama-sama Golkar silakan saja. Yang enggak boleh atas namakan Presiden," pungkas dia.
 
Kalla sendiri merupakan mantan ketua umum partai berlambang Beringin kuning itu. Kalla dianggap sebagai salah satu tokoh sentral partai.
 
Setidaknya ada dua calon ketua umum yang datang untuk meminta restu pria asal Makassar ini, Ade Komaruddin dan Idrus Marham. Nama terakhir kemudian memutuskan untuk mundur dari bursa pemilihan.
 
Saat ditanyakan jagoannya dalam musyawarah nasional luar biasa yang akan digelar di Bali itu, Kalla enggan memberi tahu.
 
"Ya, pasti tiap orang punya penilaian mana yang baik mana kurang baik, pantas mana yang kurang pantas," papar dia.
 
Presiden tak Dukung Siapa-siapa di Munaslub Golkar Calon ketua umum Partai Golkar Setya Novanto dan Mahyudin. ANT/Irsan Mulyadi.
 
Kabar Jokowi lebih sreg bila Golkar dipimpin Setya Novanto ramai diberitakan beberapa hari belakangan. Rumornya, bila di bawah Setnov, pemerintah jadi lebih mudah mengontrol partai penguasa Orde Baru itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan