Jakarta: Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menakar terbentuknya koalisi besar dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Menurut Dedi, ada dampak positif terkait pembentukan koalisi besar.
"Kelebihan yang dimaksud yakni stabilitas dan efektivitas putusan politik. Sehingga pemerintah dimudahkan dalam menjalankan pekerjaan pembangunan," kata Dedi dikutip dari Antara, Sabtu, 23 Maret 2024.
Dedi menilai peluang terwujudnya koalisi besar sangat dimungkingkan. Namun, harus dilakukan secara proporsional. Partai politik pengusung Prabowo-Gibran harus mendapat porsi yang sesuai dengan kinerja politik mereka, utamanya dalam hal pemenangan.
"Secara khusus Golkar (mesti mendapat porsi lebih), mengingat Golkar adalah partai terbesar sekaligus representasi Gibran," jelas Dedi.
Artinya, kata Dedi, wajar jika Golkar dilibatkan dalam putusan penting koalisi besar tersebut. Bahkan, kata dia, Golkar bisa dianggap sebagai pemimpin koalisi besar karena jumlah kursi di DPR.
Dedi juga menakar soal kans Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto sebagai ketua koalisi besar. Menurut dia, Airlangga punya kesempatan besar.
''Kinerja Airlangga dinilai cukup baik dalam mengawal sektor perekonomian dalam negeri jadi peluangnya cukup besar memimpin koalisi besar. Ini menandai jika Jokowi akan ada di pihak Golkar, termasuk soal penyusunan kabinet," kata Dedi.
Jakarta: Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menakar terbentuknya koalisi besar dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming. Menurut Dedi, ada dampak positif terkait pembentukan
koalisi besar.
"Kelebihan yang dimaksud yakni stabilitas dan efektivitas putusan politik. Sehingga pemerintah dimudahkan dalam menjalankan pekerjaan pembangunan," kata Dedi dikutip dari
Antara, Sabtu, 23 Maret 2024.
Dedi menilai peluang terwujudnya koalisi besar sangat dimungkingkan. Namun, harus dilakukan secara proporsional.
Partai politik pengusung Prabowo-Gibran harus mendapat porsi yang sesuai dengan kinerja politik mereka, utamanya dalam hal pemenangan.
"Secara khusus Golkar (mesti mendapat porsi lebih), mengingat Golkar adalah partai terbesar sekaligus representasi Gibran," jelas Dedi.
Artinya, kata Dedi, wajar jika Golkar dilibatkan dalam putusan penting koalisi besar tersebut. Bahkan, kata dia, Golkar bisa dianggap sebagai pemimpin koalisi besar karena jumlah kursi di DPR.
Dedi juga menakar soal kans Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto sebagai ketua koalisi besar. Menurut dia, Airlangga punya kesempatan besar.
''Kinerja Airlangga dinilai cukup baik dalam mengawal sektor perekonomian dalam negeri jadi peluangnya cukup besar memimpin koalisi besar. Ini menandai jika Jokowi akan ada di pihak Golkar, termasuk soal penyusunan kabinet," kata Dedi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)