medcom.id, Jakarta: Polisi diminta bergerak cepat membongkar praktik pungutan liar (pungli) di semua instansi. Polisi diharap tak puas dengan operasi tangkap tangan (OTT) di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Anggota Komisi V DPR Miryam S. Haryani mengatakan, operasi tangkap tangan di Kemenhub kejadian luar biasa. Sebab, OTT dilakukan berdasarkan laporan menterinya sendiri.
"Apa yang dilakukan Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi) adalah langkah maju dan harus kita dukung. Namun jangan sampai kejadian ini hanya pencitraan. Sebab, dalam jalur birokrasi pasti ada garis komando dari pejabat di atasnya kepada staf di bawahnya. Perlu diusut sampai selesai persoalan ini," kata Miryam di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/9/2016).
Dia berharap polisi tidak hanya OTT di lingkungan Kemenhub saja. Sebab, pungli ada di mana-mana, apalagi terkait perizinan.
"Saya berharap Polri terus aktif memberantas persoalan pungli. Tidak hanya di Kemenhub, tapi di seluruh lembaga atau tempat yang dimungkinkan adanya praktik pungli," ujarnya.
Anggota Fraksi Hanura ini meminta Komisi V mengundang Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk dimintai keterangan. "Logikanya, apabila OTT berawal dari laporkan menterinya, ada dua kemungkinan, bisa karena tidak bisa mengatur anak buahnya sehingga meminta bantuan Polri, atau perintah menterinya tidak didengar bawahannya," kata Miryam.
Kemarin, polisi menangkap tangan enam orang. Mereka terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) golongan IID, pegawai honorer dan satu orang dari swasta.
Dari operasi itu polisi menyita uang sebanyak Rp34 juta dari lantai enam dan Rp61 juta dari lantai 12 kantor Kementerian Perhubungan. Selain uang tunai, polisi juga mengamankan rekening berisi Rp1 miliar dari lantai 12.
Kini dua loket Direktorat Perhubungan Laut di lantai enam Gedung Karya, Kementerian Perhubungan, telah disegel. Loket ini digunakan untuk mengurus permohonan buku pelaut dan berbagai perizinan perkapalan.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/PNgOdnRN" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Polisi diminta bergerak cepat membongkar praktik pungutan liar (pungli) di semua instansi. Polisi diharap tak puas dengan operasi tangkap tangan (OTT) di Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Anggota Komisi V DPR Miryam S. Haryani mengatakan, operasi tangkap tangan di Kemenhub kejadian luar biasa. Sebab, OTT dilakukan berdasarkan laporan menterinya sendiri.
"Apa yang dilakukan Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi) adalah langkah maju dan harus kita dukung. Namun jangan sampai kejadian ini hanya pencitraan. Sebab, dalam jalur birokrasi pasti ada garis komando dari pejabat di atasnya kepada staf di bawahnya. Perlu diusut sampai selesai persoalan ini," kata Miryam di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/9/2016).
Dia berharap polisi tidak hanya OTT di lingkungan Kemenhub saja. Sebab, pungli ada di mana-mana, apalagi terkait perizinan.
"Saya berharap Polri terus aktif memberantas persoalan pungli. Tidak hanya di Kemenhub, tapi di seluruh lembaga atau tempat yang dimungkinkan adanya praktik pungli," ujarnya.
Anggota Fraksi Hanura ini meminta Komisi V mengundang Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk dimintai keterangan. "Logikanya, apabila OTT berawal dari laporkan menterinya, ada dua kemungkinan, bisa karena tidak bisa mengatur anak buahnya sehingga meminta bantuan Polri, atau perintah menterinya tidak didengar bawahannya," kata Miryam.
Kemarin, polisi menangkap tangan enam orang. Mereka terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) golongan IID, pegawai honorer dan satu orang dari swasta.
Dari operasi itu polisi menyita uang sebanyak Rp34 juta dari lantai enam dan Rp61 juta dari lantai 12 kantor Kementerian Perhubungan. Selain uang tunai, polisi juga mengamankan rekening berisi Rp1 miliar dari lantai 12.
Kini dua loket Direktorat Perhubungan Laut di lantai enam Gedung Karya, Kementerian Perhubungan, telah disegel. Loket ini digunakan untuk mengurus permohonan buku pelaut dan berbagai perizinan perkapalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)