Jakarta: Cara berpolitik Moeldoko dinilai memiliki perbedaan besar dengan Jenderal TNI lainnya. Hal itu disampaikan elite Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan partai berlambang bintang tiga arah itu menilai cara berpolitik Moeldoko kurang elegan.
Tidak seperti para purnawirawan Jenderal TNI lainnya macam Edi Sudrajat, Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto yang dinilainya lebih terhormat.
"Ada beda besar antara Moeldoko dengan senior-seniornya di TNI: Jend. Edi Sudrajat, Jend. Wiranto, Jend. SBY dan Jend. Prabowo," kicau Nashidik di Twitter, Jumat 5 Februari 2021.
"Para seniornya pilih jalan terhormat dalam berpolitik: membuat Partai dan berkeringat di dalamnya," sambung cuitan Nashidik.
Menurutnya, langkah Kelapa Kantor Staf Presiden (KSP) itu salah besar. Moeldoko dinilai terlalu menyepelekan upaya mengambil Demokrat secara paksa.
"Moeldoko kira ambil paksa Demokrat gampang. Dia salah," tegas Rachlan Nashidik.
Friksi Moeldoko dengan Demokrat terkait isu kudeta telah berlangsung sepekan terakhir. Moeldoko dianggap bergerak melakukan kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Jakarta: Cara berpolitik
Moeldoko dinilai memiliki perbedaan besar dengan Jenderal TNI lainnya. Hal itu disampaikan elite
Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan
partai berlambang bintang tiga arah itu menilai cara berpolitik Moeldoko kurang elegan.
Tidak seperti para purnawirawan Jenderal TNI lainnya macam Edi Sudrajat, Wiranto,
Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto yang dinilainya lebih terhormat.
"Ada beda besar antara Moeldoko dengan senior-seniornya di TNI: Jend. Edi Sudrajat, Jend.
Wiranto, Jend. SBY dan Jend.
Prabowo," kicau Nashidik di Twitter, Jumat 5 Februari 2021.
"Para seniornya pilih jalan terhormat dalam berpolitik: membuat Partai dan berkeringat di dalamnya," sambung cuitan Nashidik.
Menurutnya, langkah Kelapa Kantor Staf Presiden (KSP) itu salah besar. Moeldoko dinilai terlalu menyepelekan upaya mengambil Demokrat secara paksa.
"Moeldoko kira ambil paksa Demokrat gampang. Dia salah," tegas Rachlan Nashidik.
Friksi Moeldoko dengan Demokrat terkait isu kudeta telah berlangsung sepekan terakhir. Moeldoko dianggap bergerak melakukan kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)