Jakarta: Sekelompok orang dinilai berupaya menjatuhkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan. Hal itu dilakukan dengan deklarasi yang diwarnai pengibaran bendera organisasi terlarang.
"Tujuannya adalah ketika Anies didukung oleh kelompok yang mayoritas dibenci oleh kelompok yang lain mau tidak mau imbasnya adalah Anies akan ikut dibenci kira kira begitu," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia dalam diskusi Crosschek Medcom.id bertemakan Deklarasi Janggal Demi Label Radikal, Minggu, 12 Juni 2022.
Dia menyampaikan deklarasi dianggap sebagai sebuah industri yang memiliki dua sisi. Selain memperkuat dukungan, deklarasi dalam politik bermakna menyerang pihak tertentu.
"Ketika orientasinya itu adalah tidak benar artinya membuat kegaduhan bahkan menjatuhkan narasi, menjatuhkan reputasi dan juga citra dari tokoh tersebut maka bisa kita masukan ke dalam kategori propaganda hitam itu tadi," ungkap dia.
Dedi menilai upaya menjatuhkan popularitas Anies sia-sia. Latar belakang eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu dinilai jauh dengan organisasi terlarang tersebut.
Baca: Survei SMRC: Tren Elektabilitas Ganjar Naik, Prabowo-Anies Turun
Anies merupakan mantan Rektor Universitas Paramadina. Kampus swasta tersebut dinilai jauh dari penilaian masyarakat terhadap organisasi yang muncul pada deklarasi itu.
"Artinya lebih banyak orang tahu beliau itu jauh dari kata radikal," sebut dia.
Menurut Dedi, berbagai upaya dilakukan menjatuhkan kredibiltas seseorang dalam politik. Bahkan, menggunakan isu yang sangat bertolak belakang dengan target yang ingin dijelekkan.
"Dalam nuansa politik di mana seteru kemudian konflik itu sengaja dimunculkan ya terkadang isu-isu yang tidak nyambung dengan kandidat sekali pun akan tetap dipaksakan untuk dilakukan," ujar Dedi.
Jakarta: Sekelompok orang dinilai berupaya menjatuhkan Gubernur
Jakarta Anies Baswedan. Hal itu dilakukan dengan deklarasi yang diwarnai pengibaran bendera organisasi terlarang.
"Tujuannya adalah ketika Anies didukung oleh kelompok yang mayoritas dibenci oleh kelompok yang lain mau tidak mau imbasnya adalah Anies akan ikut dibenci kira kira begitu," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia dalam diskusi
Crosschek Medcom.id bertemakan Deklarasi Janggal Demi Label Radikal, Minggu, 12 Juni 2022.
Dia menyampaikan deklarasi dianggap sebagai sebuah industri yang memiliki dua sisi. Selain memperkuat dukungan, deklarasi dalam politik bermakna menyerang pihak tertentu.
"Ketika orientasinya itu adalah tidak benar artinya membuat kegaduhan bahkan menjatuhkan narasi, menjatuhkan reputasi dan juga citra dari tokoh tersebut maka bisa kita masukan ke dalam kategori propaganda hitam itu tadi," ungkap dia.
Dedi menilai upaya menjatuhkan popularitas
Anies sia-sia. Latar belakang eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu dinilai jauh dengan organisasi terlarang tersebut.
Baca:
Survei SMRC: Tren Elektabilitas Ganjar Naik, Prabowo-Anies Turun
Anies merupakan mantan Rektor Universitas Paramadina. Kampus swasta tersebut dinilai jauh dari penilaian masyarakat terhadap organisasi yang muncul pada deklarasi itu.
"Artinya lebih banyak orang tahu beliau itu jauh dari kata radikal," sebut dia.
Menurut Dedi, berbagai upaya dilakukan menjatuhkan kredibiltas seseorang dalam politik. Bahkan, menggunakan isu yang sangat bertolak belakang dengan target yang ingin dijelekkan.
"Dalam nuansa politik di mana seteru kemudian konflik itu sengaja dimunculkan ya terkadang isu-isu yang tidak nyambung dengan kandidat sekali pun akan tetap dipaksakan untuk dilakukan," ujar Dedi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)