medcom.id, Jakarta: Sejumlah nama yang sudah masuk menjadi kandidat terkuat menteri di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla terpaksa dievaluasi.
Presiden Joko Widodo menyebutkan, evaluasi tersebut sebagai tindak lanjut masukan KPK dan PPTAK mengenai profil dan rekam jejak sejumlah calon menteri.
"Mestinya harus seperti itu. Gunanya apa PPATK dan KPK," kata Jokowi usai menerima PM Papua Nugini Peter O'Neill di Istana Merdeka, Selasa (21/10/2014).
Namun demikian, ungkap Jokowi, proses evaluasi tersebut tidak akan mengundurkan jadwal pengumuman menteri anggota kabinet seperti yang diinginkan sejumlah kalangan. "Gimana, kita ini sudah masukkan ke PPATK dan KPK, masih kurang nggak?"
Jokowi menyebutkan, dirinya dan Jusuf Kalla sudah memanggil sejumlah calon menteri untuk diwawancarai. Namun dirinya enggan menyebutkan nama-nama yang sudah dipanggil.
"Saya nggak mau nyebut karena kalian hanya sampai jam 10 malam. Kalau kalian sampai jam 3 pagi, itu baru tahu," pungkasnya. (Emir Chairullah)
medcom.id, Jakarta: Sejumlah nama yang sudah masuk menjadi kandidat terkuat menteri di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo-Wapres Jusuf Kalla terpaksa dievaluasi.
Presiden Joko Widodo menyebutkan, evaluasi tersebut sebagai tindak lanjut masukan KPK dan PPTAK mengenai profil dan rekam jejak sejumlah calon menteri.
"Mestinya harus seperti itu. Gunanya apa PPATK dan KPK," kata Jokowi usai menerima PM Papua Nugini Peter O'Neill di Istana Merdeka, Selasa (21/10/2014).
Namun demikian, ungkap Jokowi, proses evaluasi tersebut tidak akan mengundurkan jadwal pengumuman menteri anggota kabinet seperti yang diinginkan sejumlah kalangan. "Gimana, kita ini sudah masukkan ke PPATK dan KPK, masih kurang nggak?"
Jokowi menyebutkan, dirinya dan Jusuf Kalla sudah memanggil sejumlah calon menteri untuk diwawancarai. Namun dirinya enggan menyebutkan nama-nama yang sudah dipanggil.
"Saya nggak mau nyebut karena kalian hanya sampai jam 10 malam. Kalau kalian sampai jam 3 pagi, itu baru tahu," pungkasnya. (Emir Chairullah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)