Jakarta: Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menyebut masyarakat tidak terlalu puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada September 2020.
Terutama dalam menangani pandemi covid-19.
"Mereka yang percaya terhadap Presiden Jokowi menangani covid-19 sebesar 60 persen, artinya masyarakat cenderung kurang approve dengan kinerja pemerintah pusat," ujar Direktur Ekeskutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam program acara Metro Siang Metro TV, Selasa, 20 Oktober 2020.
Kendati begitu, Burhan menilai kondisi tersebut tidak buruk. Sebab, tingkat kepuasaan masyarakat terhadap pemerintah pusat masih di atas 50 persen.
Selain itu, jika dilihat angka kepuasaan pada bulan-bulan sebelumnya relatif stabil. Pada Februari sebanyak 60,7 persen merasa puas, Mei menurun sebanyak 47,6 persen, dan Juli kembali naik sekitar 55,3 persen.
Baca: Setahun Jokowi-Ma'ruf, Mengubah Birokrasi Biar Lincah
Survei yang dilakukan pada 24 September sampai 30 September 2020 belum mewakili tingkat kepuasan masyarakat terkait pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Sehingga tidak dapat disimpulkan tinggi rendahnya tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi.
"Karena kalau kita lihat beberapa tahun terakhir relatif approve rating Pak Jokowi stabil," kata dia.
Sebagaian besar survei dilakukan dengan wawancara secara tatap muka. Sedangkan untuk sambungan telepon dilakukan melalui data sampling di sejumlah daerah pemilihan.
Jakarta: Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia menyebut masyarakat tidak terlalu puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada September 2020.
Terutama dalam menangani
pandemi covid-19.
"Mereka yang percaya terhadap
Presiden Jokowi menangani covid-19 sebesar 60 persen, artinya masyarakat cenderung kurang
approve dengan kinerja pemerintah pusat," ujar Direktur Ekeskutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam program acara Metro Siang Metro TV, Selasa, 20 Oktober 2020.
Kendati begitu, Burhan menilai kondisi tersebut tidak buruk. Sebab, tingkat kepuasaan masyarakat terhadap pemerintah pusat masih di atas 50 persen.
Selain itu, jika dilihat angka kepuasaan pada bulan-bulan sebelumnya relatif stabil. Pada Februari sebanyak 60,7 persen merasa puas, Mei menurun sebanyak 47,6 persen, dan Juli kembali naik sekitar 55,3 persen.
Baca:
Setahun Jokowi-Ma'ruf, Mengubah Birokrasi Biar Lincah
Survei yang dilakukan pada 24 September sampai 30 September 2020 belum mewakili tingkat kepuasan masyarakat terkait pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja (
UU Ciptaker). Sehingga tidak dapat disimpulkan tinggi rendahnya tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi.
"Karena kalau kita lihat beberapa tahun terakhir relatif
approve rating Pak Jokowi stabil," kata dia.
Sebagaian besar survei dilakukan dengan wawancara secara tatap muka. Sedangkan untuk sambungan telepon dilakukan melalui data sampling di sejumlah daerah pemilihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)