medcom.id, Jakarta: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan ada dua keterbatasan Partai Demokrat untuk segera bersikap menjelang pemilu presiden 9 Juli nanti. Selain suara Demokrat yang 10 persen yang tidak memungkinkan mengusung calon presiden sendiri, elektabilitas 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat juga rendah.
SBY menyadari, di luar dua poros koalisi yang sudah ada calon presidennya, yakni Jokowi dan Prabowo Subianto, ada teori Partai Demokrat dan Partai Golkar bisa bergandeng tangan untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri.
"Proses politik seperti itu tidak terlalu mudah, karena masing-masing partai mementingkan kepentingannya sendiri," kata SBY di DPP Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2014).
SBY lantas menjelaskan pengalaman dia memilih calon wakil presiden dalam Pemilu 2004 dan 2009. "Harus diambil dengan cermat. Kesalahan politikus adalah salah kalkulasi. Kalkulasi harus cermat dan benar, jika memajukan calon sendiri kemungkinan untuk menang harus besar," jelas SBY.
Partai Demokrat, jelas SBY, masih terus bekerja di sisa waktu empat hari untuk menentukan pilihan terbaik hingga tenggat pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden 20 Mei nanti.
"Namanya pilihan, harus ditimbang-timbang plus dan minusnya. Demikian pula dalam politik. Membangun koalisi harus berangkat dari kehendak berkoalisi. Tak mungkin Partai Demokrat berkoalisi dengan kekuatan yang tidak punya kehendak untuk berkoalisi," SBY membeberkan alasan.
medcom.id, Jakarta: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan ada dua keterbatasan Partai Demokrat untuk segera bersikap menjelang pemilu presiden 9 Juli nanti. Selain suara Demokrat yang 10 persen yang tidak memungkinkan mengusung calon presiden sendiri, elektabilitas 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat juga rendah.
SBY menyadari, di luar dua poros koalisi yang sudah ada calon presidennya, yakni Jokowi dan Prabowo Subianto, ada teori Partai Demokrat dan Partai Golkar bisa bergandeng tangan untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri.
"Proses politik seperti itu tidak terlalu mudah, karena masing-masing partai mementingkan kepentingannya sendiri," kata SBY di DPP Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (16/5/2014).
SBY lantas menjelaskan pengalaman dia memilih calon wakil presiden dalam Pemilu 2004 dan 2009. "Harus diambil dengan cermat. Kesalahan politikus adalah salah kalkulasi. Kalkulasi harus cermat dan benar, jika memajukan calon sendiri kemungkinan untuk menang harus besar," jelas SBY.
Partai Demokrat, jelas SBY, masih terus bekerja di sisa waktu empat hari untuk menentukan pilihan terbaik hingga tenggat pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden 20 Mei nanti.
"Namanya pilihan, harus ditimbang-timbang plus dan minusnya. Demikian pula dalam politik. Membangun koalisi harus berangkat dari kehendak berkoalisi. Tak mungkin Partai Demokrat berkoalisi dengan kekuatan yang tidak punya kehendak untuk berkoalisi," SBY membeberkan alasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)