Jakarta: Presiden Joko Widodo menjadikan pandemi covid-19 sebagai momentum evaluasi sektor kesehatan. Dia ingin jajarannya menghitung kembali potensi di dalam negeri yang belum maksimal.
"Dalam situasi saat ini kita bisa melihat dan menghitung lagi berbagi potensi di dalam negeri yang belum terkelola dengan maksimal, yang belum kita bangun dan manfaatkan secara baik. Sebagai contoh, apa yang terjadi di sektor kesehatan, industri farmasi," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 30 April 2020.
Dia menyebut 95 persen obat di Indonesia masih impor. Hal yang sama juga terjadi pada alat kesehatan.
"Alat-alat kesehatan, ada tidak (yang impor)? apa yang bisa kita produksi sendiri dan apa saja yang kita beli dari negara lain? sekarang kelihatan semuanya" tegas dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengkritisi rasio tenaga medis, seperti dokter, perawat, dan petugas laboratorium. Dia mempertanyakan jumlah tenaga medis untuk mengatasi pandemi covid-19.
"Lalu bagaimana dengan tenaga medis, rasio dokter, rasio dokter spesialis, perawat, apa cukup menghadapi situasi seperti saat ini? negara kita juga mempunyai berbagai persoalan di sektor kesehatan. Kita punya beberapa penyakit berbahaya menular yang perlu penanganan khusus seperti TBC (Tuberkulosis)," papar dia.
Baca: Jokowi Optimistis 2021 Indonesia Bangkit dari Covid-19
Jokowi juga mengevaluasi ketersediaan rumah sakit di Tanah Air. Dia menyebut Indonesia menjadi negara dengan penderita TBC terbanyak di dunia.
"Fasilitasnya, tempat tidurnya, cukup atau tidak? coba kita lihat misalnya TBC, Indonesia merupakan negara nomor tiga yang masih memiliki penyakit menular ini. Tiga besar dunia yang memiliki penderita TBC adalah India, China, dan Indonesia," ujar dia.
Jakarta: Presiden Joko Widodo menjadikan pandemi covid-19 sebagai momentum evaluasi sektor kesehatan. Dia ingin jajarannya menghitung kembali potensi di dalam negeri yang belum maksimal.
"Dalam situasi saat ini kita bisa melihat dan menghitung lagi berbagi potensi di dalam negeri yang belum terkelola dengan maksimal, yang belum kita bangun dan manfaatkan secara baik. Sebagai contoh, apa yang terjadi di sektor kesehatan, industri farmasi," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis, 30 April 2020.
Dia menyebut 95 persen obat di Indonesia masih impor. Hal yang sama juga terjadi pada alat kesehatan.
"Alat-alat kesehatan, ada tidak (yang impor)? apa yang bisa kita produksi sendiri dan apa saja yang kita beli dari negara lain? sekarang kelihatan semuanya" tegas dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengkritisi rasio tenaga medis, seperti dokter, perawat, dan petugas laboratorium. Dia mempertanyakan jumlah tenaga medis untuk mengatasi pandemi covid-19.
"Lalu bagaimana dengan tenaga medis, rasio dokter, rasio dokter spesialis, perawat, apa cukup menghadapi situasi seperti saat ini? negara kita juga mempunyai berbagai persoalan di sektor kesehatan. Kita punya beberapa penyakit berbahaya menular yang perlu penanganan khusus seperti TBC (Tuberkulosis)," papar dia.
Baca: Jokowi Optimistis 2021 Indonesia Bangkit dari Covid-19
Jokowi juga mengevaluasi ketersediaan rumah sakit di Tanah Air. Dia menyebut Indonesia menjadi negara dengan penderita TBC terbanyak di dunia.
"Fasilitasnya, tempat tidurnya, cukup atau tidak? coba kita lihat misalnya TBC, Indonesia merupakan negara nomor tiga yang masih memiliki penyakit menular ini. Tiga besar dunia yang memiliki penderita TBC adalah India, China, dan Indonesia," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)