medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi III Nasir Djamil meragukan kapabilitas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencari dua alat bukti. Hal ini terkait tidak kunjung naiknya status kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dari penyelidikan ke penyidikan.
"Seolah-olah pimpinan KPK sulit menemukan dua alat bukti, sulit sekali. Ada apa?" tanya Nasir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III dengan KPK di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Politikus PKS itu tidak menaruh curiga atas hal tersebut. Ia hanya meminta pimpinan KPK yang hadir dalam rapat menjelaskan secara detail.
Menurut Nasir, kesimpulan KPK yang selama ini dipandang lebih baik dari lembaga lain itu menimbulkan berbagai pertanyaan. KPK biasanya cepat menaikkan status perkara pada kasus lain.
"Ini tantangan KPK, bagaimana menemukan dua alat bukti. Kalau operasi tangkap tangan gampang, tinggal sadap langsung bungkus," ujar Nasir.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengaku tidak menemukan perbuatan melawan hukum dalam kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Hal itu berdasarkan penyelidikan penyidik KPK.
Anggota Komisi III Junimart Girsang mengaku binggung dengan hasil tersebut. "Setahu saya, selama ini KPK mengandalkan BPK dalam audit maupun persidangan," kata Junimart.
Meski tak ingin menyinggung substansi pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Namun politikus PDIP mempertanyakan perbedaan hasil audit BPK dengan penyelidikan KPK. Untuk mendengar jawaban KPK, Komisi III akan kembali menggelar rapat besok.
Pimpinan KPK Laode Muhamad Syarif berjanji, pertanyaan-pertanyaan dari anggota dewan yang mendetil ini akan dijawab besok. Termasuk polemik terkait kasus Sumber Waras. "Tentu kami akan siapkan jawaban yang detil juga. Supaya berimbang informasinya semuanya," kata Laode.
medcom.id, Jakarta: Anggota Komisi III Nasir Djamil meragukan kapabilitas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencari dua alat bukti. Hal ini terkait tidak kunjung naiknya status kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dari penyelidikan ke penyidikan.
"Seolah-olah pimpinan KPK sulit menemukan dua alat bukti, sulit sekali. Ada apa?" tanya Nasir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III dengan KPK di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Politikus PKS itu tidak menaruh curiga atas hal tersebut. Ia hanya meminta pimpinan KPK yang hadir dalam rapat menjelaskan secara detail.
Menurut Nasir, kesimpulan KPK yang selama ini dipandang lebih baik dari lembaga lain itu menimbulkan berbagai pertanyaan. KPK biasanya cepat menaikkan status perkara pada kasus lain.
"Ini tantangan KPK, bagaimana menemukan dua alat bukti. Kalau operasi tangkap tangan gampang, tinggal sadap langsung bungkus," ujar Nasir.
Ketua KPK Agus Rahardjo mengaku tidak menemukan perbuatan melawan hukum dalam kasus pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Hal itu berdasarkan penyelidikan penyidik KPK.
Anggota Komisi III Junimart Girsang mengaku binggung dengan hasil tersebut. "Setahu saya, selama ini KPK mengandalkan BPK dalam audit maupun persidangan," kata Junimart.
Meski tak ingin menyinggung substansi pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras. Namun politikus PDIP mempertanyakan perbedaan hasil audit BPK dengan penyelidikan KPK. Untuk mendengar jawaban KPK, Komisi III akan kembali menggelar rapat besok.
Pimpinan KPK Laode Muhamad Syarif berjanji, pertanyaan-pertanyaan dari anggota dewan yang mendetil ini akan dijawab besok. Termasuk polemik terkait kasus Sumber Waras. "Tentu kami akan siapkan jawaban yang detil juga. Supaya berimbang informasinya semuanya," kata Laode.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)