Jakarta: Pemerintah berencana mengimpor beras pada 2021. Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan nasional di tengah kondisi sulit karena pandemi covid-19.
"Ketahanan pangan itu intinya ketersediaan pangan secara tepat jumlah, kualitas, waktu dan harga," kata anggota Komisi IV Panggah Susanto dalam keterangan tertulis, Sabtu, 20 Maret 2021.
Politikus Golkar itu menyebut sejumlah wilayah Indonesia mengalami bencana pada awal tahun. Ketersediaan logistik, terutama beras harus disiagakan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Dia menyebut saat ini stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 927.862 ton per 1 Maret 2021. Diperkirakan, stok bertambah menjadi 1.435.246 ton per Juli 2021. Sedangkan, stok akhir diperkirakan 1.018.033 ton per 31 Desember.
Menurut Panggah, produksi pangan lokal tentu harus diutamakan dalam menjaga stok nasional. Namun, upaya ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya cuaca ekstrem. Seperti diketahui, cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah Indonesia pada awal 2021 lalu.
"Cuaca ekstrem adalah faktor-faktor yang bisa mengurangi produksi pertanian dalam negeri," ungkap dia.
Terkait beras impor, dia menyarankan pemenuhan stok itu didatangkan di luar musim panen. Sehingga, tidak menganggu penyerapan hasil panen petani.
"Impor beras tetap akan memperhatikan masa panen dalam negeri," sebut Panggah.
Selain itu, pemerintah harus menjamin beras impor ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan stok. Lalu, hanya digunakan untuk menjaga stabilitas harga dan bantuan sosial.
"Sehingga tidak akan mendistorsi pasar," ujar dia
Jakarta: Pemerintah berencana mengimpor beras pada 2021. Upaya tersebut dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan nasional di tengah kondisi sulit karena
pandemi covid-19.
"Ketahanan pangan itu intinya ketersediaan pangan secara tepat jumlah, kualitas, waktu dan harga," kata anggota Komisi IV Panggah Susanto dalam keterangan tertulis, Sabtu, 20 Maret 2021.
Politikus Golkar itu menyebut sejumlah wilayah Indonesia mengalami bencana pada awal tahun. Ketersediaan logistik, terutama beras harus disiagakan memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat.
Dia menyebut saat ini stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 927.862 ton per 1 Maret 2021. Diperkirakan, stok bertambah menjadi 1.435.246 ton per Juli 2021. Sedangkan, stok akhir diperkirakan 1.018.033 ton per 31 Desember.
Menurut Panggah, produksi pangan lokal tentu harus diutamakan dalam menjaga stok nasional. Namun, upaya ini dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya cuaca ekstrem. Seperti diketahui, cuaca ekstrem melanda sejumlah wilayah Indonesia pada awal 2021 lalu.
"Cuaca ekstrem adalah faktor-faktor yang bisa mengurangi produksi pertanian dalam negeri," ungkap dia.
Terkait beras impor, dia menyarankan pemenuhan stok itu didatangkan di luar musim panen. Sehingga, tidak menganggu penyerapan hasil panen petani.
"Impor
beras tetap akan memperhatikan masa panen dalam negeri," sebut Panggah.
Selain itu, pemerintah harus menjamin beras impor ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan stok. Lalu, hanya digunakan untuk menjaga stabilitas harga dan bantuan sosial.
"Sehingga tidak akan mendistorsi pasar," ujar dia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)