Jakarta: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyoroti banyak pihak yang menjadikan religi sebagai aksesoris untuk melakukan pendekatan. Sementara itu, subtansi terkait religi dikesampingkan.
"Hari ini bangsa ini lebih mengagumkan aspek pendekatan, dari kulit luar, aksesoris, bukan subtansi, seakan-akan seluruh rasa pertanggungjawaban moralitas dalam nilai-nilai religi sudah selesai, apabila kita memakai aksesoris religi itu," kata Surya Paloh dalam sambutannya di acara peluncuran buku Pancasila di Rumahku, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Surya Paloh mencontohkan membangun rumah ibadah sejatinya baik. Namun, hal itu bukan jaminan untuk memperbaiki kualitas diri dan moral.
"Membangun rumah ibadah baik, walaupun kita tahu itu bukan jaminan nilai dan kualitas dan moralitas kita akan semakin baik," ujar Surya Paloh.
Surya Paloh beranggapan bahwa situasi tersebut seperti kemunafikan. Sementara, semua pihak merasa mulai terbiasa.
"Kita mulai menerima kemunafikan demi kemunafikan, kita mulai terbiasa, ini yang barangkali harus mempertanyakan kepada kita, sebuah otokritik sekaligus gugatan," ucap Surya Paloh.
Surya Paloh menekankan pentingnya Pancasila sebagai landasan pandangan hidup dan pola pikir bangsa. Pemikiran-pemikiran filosofis belum tentu mengarahkan bangsa lebih bermoral dan makin berkualitas.
"Saya hanya ingin mengatakan tidak ada yang paling sempurna dalam hidup ini, tidak ada juga yang abadi dalam kehidupan termasuk masab dan pemikiran-pemikiran filosofis apapun itu," ujar Surya Paloh.
Jakarta: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyoroti banyak pihak yang menjadikan
religi sebagai aksesoris untuk melakukan pendekatan. Sementara itu, subtansi terkait religi dikesampingkan.
"Hari ini bangsa ini lebih mengagumkan aspek pendekatan, dari kulit luar, aksesoris, bukan subtansi, seakan-akan seluruh rasa pertanggungjawaban moralitas dalam nilai-nilai religi sudah selesai, apabila kita memakai aksesoris religi itu," kata
Surya Paloh dalam sambutannya di acara peluncuran buku Pancasila di Rumahku, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 24 Juni 2024.
Surya Paloh mencontohkan membangun rumah ibadah sejatinya baik. Namun, hal itu bukan jaminan untuk memperbaiki kualitas diri dan moral.
"Membangun rumah ibadah baik, walaupun kita tahu itu bukan jaminan nilai dan kualitas dan moralitas kita akan semakin baik," ujar Surya Paloh.
Surya Paloh beranggapan bahwa situasi tersebut seperti kemunafikan. Sementara, semua pihak merasa mulai terbiasa.
"Kita mulai menerima kemunafikan demi kemunafikan, kita mulai terbiasa, ini yang barangkali harus mempertanyakan kepada kita, sebuah otokritik sekaligus gugatan," ucap Surya Paloh.
Surya Paloh menekankan pentingnya Pancasila sebagai landasan pandangan hidup dan pola pikir bangsa. Pemikiran-pemikiran filosofis belum tentu mengarahkan bangsa lebih bermoral dan makin berkualitas.
"Saya hanya ingin mengatakan tidak ada yang paling sempurna dalam hidup ini, tidak ada juga yang abadi dalam kehidupan termasuk masab dan pemikiran-pemikiran filosofis apapun itu," ujar Surya Paloh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)