Jakarta: Juru Bicara Bidang Perempuan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dara A.K Nasution menegaskan partainya mengutamakan perempuan. Mayoritas penggerak PSI adalah perempuan.
"Dari awal berdirinya partai ini memang partai perempuan," kata Dara dalam diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 15 Desember 2018.
Dara merinci, enam dari sembilan pengurus PSI di tingkat DPP diisi perempuan. Sebanyak 42 persen pengurus PSI di seluruh Indonesia juga perempuan. Caleg PSI, kata dia, 45 persen perempuan.
"Posisi PSI adalah partai yang mengutamakan perempuan dan menganggap perempuan harus punya tempat di dunia politik yang selama ini sangat maskulin," jelasnya.
Sejumlah gagasan yang disampaikan Ketua Umum PSI Grace Natalie, kata Dara, juga mengedepankan kepentingan perempuan. Misalnya, soal pendewasaan batas minimal usia perkawinan bagi perempuan.
Baca: Pengamat: PSI Tunjukkan Identitas Sebagai Partai Tengah
PSI juga mendorong undang-undang penghapusan kekerasan seksual menjadi program legislasi nasional (prolegnas) di Parlemen. PSI juga mendukung perempuan lebih terlibat di sektor ekonomi.
"Kami akan memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang mendorong perempuan bisa lebih terlibat di dunia kerja dan perempuan berdaya secara ekonomi," ungkapnya.
Teranyar, PSI juga menentang soal poligami. Larangan kader, pengurus, dan caleg PSI poligami sudah diterapkan. Dara menjelaskan, alasan PSI menolak poligami lantaran menimbulkan diskriminasi, khususnya bagi perempuan.
"Kami melihat jelas praktik poligami pada umumnya lebih banyak mudaratnya ketimbang maslahat. Itu argumen kami, kenapa kami antipoligami dan menolak poligami," pungkasnya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/PNgO5BXN" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Juru Bicara Bidang Perempuan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dara A.K Nasution menegaskan partainya mengutamakan perempuan. Mayoritas penggerak PSI adalah perempuan.
"Dari awal berdirinya partai ini memang partai perempuan," kata Dara dalam diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 15 Desember 2018.
Dara merinci, enam dari sembilan pengurus PSI di tingkat DPP diisi perempuan. Sebanyak 42 persen pengurus PSI di seluruh Indonesia juga perempuan. Caleg PSI, kata dia, 45 persen perempuan.
"Posisi PSI adalah partai yang mengutamakan perempuan dan menganggap perempuan harus punya tempat di dunia politik yang selama ini sangat maskulin," jelasnya.
Sejumlah gagasan yang disampaikan Ketua Umum PSI Grace Natalie, kata Dara, juga mengedepankan kepentingan perempuan. Misalnya, soal pendewasaan batas minimal usia perkawinan bagi perempuan.
Baca: Pengamat: PSI Tunjukkan Identitas Sebagai Partai Tengah
PSI juga mendorong undang-undang penghapusan kekerasan seksual menjadi program legislasi nasional (prolegnas) di Parlemen. PSI juga mendukung perempuan lebih terlibat di sektor ekonomi.
"Kami akan memperjuangkan kebijakan-kebijakan yang mendorong perempuan bisa lebih terlibat di dunia kerja dan perempuan berdaya secara ekonomi," ungkapnya.
Teranyar, PSI juga menentang soal poligami. Larangan kader, pengurus, dan caleg PSI poligami sudah diterapkan. Dara menjelaskan, alasan PSI menolak poligami lantaran menimbulkan diskriminasi, khususnya bagi perempuan.
"Kami melihat jelas praktik poligami pada umumnya lebih banyak mudaratnya ketimbang maslahat. Itu argumen kami, kenapa kami antipoligami dan menolak poligami," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)
