Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara--MI/Panca Syurkani
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara--MI/Panca Syurkani

Masyarakat Pertanyakan Alasan Rudiantara Tutup 19 Situs Islam

Damar Iradat • 04 April 2015 01:34
medcom.id, Jakarta: Penutupan 19 situs islam oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menimbulkan polemik di masyarakat. Penutupan 19 situs yang diduga bermuatan radikal tersebut oleh banyak pihak dinilai membingungkan, karena tak ada ukuran 'radikalisme' dan 'ekstrim' yang jelas.
 
Pro-kontra terjadi sesaat setelah Menkominfo Rudiantara menutup 19 situs yang diduga berisi paham radikal. Namun, paham radikal sendiri hingga saat ini masih belum jelas.
 
"Menurut saya masih tidak jelas kriteria radikal itu macam gimana. Berbau Islam dikit banyak diblokir," ujar Zulfikri, salah satu masyarakat yang mengomentari penutupan 19 situs tersebut, Jumat (3/4/2015).

"Ekstrim dan radikal seperti apa dulu takarannya. Dan Rudiantara sempat memberikan statement paling aneh sebagai menteri pas ditanya soal takaran radikal atau ekstrimnya gimana," kata Bintang.
 
Lain lagi dengan Agnes, pewarta di salah satu media di Jakarta. Dia menganggap penyebaran radikalisme lewat dunia maya memang sulit dihapuskan.
 
"Sebenarnya kalau penyebaran radikalisme via internet emang sulit. Gimana ya? Publik juga harus diedukasi dan sebenarnya kalau konten negatif bukan cuma radikalisme, ada juga pornografi, SARA, dan lain-lain, kan," ujarnya.
 
Sebelumnya Anggota Komisi I DPR Hanafi Rais juga menyesalkan kebijakan pemerintah memblokir beberapa situs islam. Putra Amien Rais itu mengatakan jika jangan sampai kebijakan tersebut membuat pemerintah dicap islamofobia.
 
"Jangan sampai dicap pemerintah sekarang mengidap Islamfobia. Komisi I akan mengundang Menkominfo," kata Hanafi Selasa 31 Maret lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan