Jakarta: Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengandalkan sertifikasi untuk menekan penyebaran virus korona (covid-19). Sertifikasi diberikan pada destinasi wisata yang memenuhi syarat protokol kesehatan.
“Hampir semua sektor kami melakukan simulasi termasuk sertifikasi tempat wisata,” kata Anas dalam telekonferensi di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Minggu, 5 Juli 2020.
Anas menjelaskan data sertifikasi restoran dan hotel di Banyuwangi bisa diakses secara daring. Calon wisatawan bisa mengecek tempat yang tersertifikasi dengan mudah.
Selain itu, sebanyak 91 pemandu wisata di Banyuwangi turut disertifikasi. Ini untuk memastikan pemandu wisata tidak menjadi sumber penularan covid-19.
(Baca: Bupati Banyuwangi: Jangan Segan Tutup Destinasi Pelanggar Protokol Kesehatan)
“Jadi tidak hanya bisa menunjukkan detail lokasi, tapi juga penting punya preferensi kesehatan,” ujar dia.
Anas mengatakan waktu operasional destinasi wisata mengalami penyesuaian. Destinasi wisata hanya buka lima hari dalam seminggu.
“Sehingga memberi kesempatan bagi mereka untuk membersihkan fasilitas dan beristirahat,” tutur Anas.
Dia mengaku sudah menutup beberapa tempat wisata yang bandel. Dia mengungkapkan kawasan jajanan yang tidak mematuhi protokol kesehatan ditutup.
“Mereka cuma buka dua hari, besoknya karena malam minggu dan ramai, mereka melanggar, langsung kami tutup,” tegas Anas.
Jakarta: Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengandalkan sertifikasi untuk menekan penyebaran virus korona (covid-19). Sertifikasi diberikan pada destinasi wisata yang memenuhi syarat protokol kesehatan.
“Hampir semua sektor kami melakukan simulasi termasuk sertifikasi tempat wisata,” kata Anas dalam telekonferensi di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta Timur, Minggu, 5 Juli 2020.
Anas menjelaskan data sertifikasi restoran dan hotel di Banyuwangi bisa diakses secara daring. Calon wisatawan bisa mengecek tempat yang tersertifikasi dengan mudah.
Selain itu, sebanyak 91 pemandu wisata di Banyuwangi turut disertifikasi. Ini untuk memastikan pemandu wisata tidak menjadi sumber penularan covid-19.
(Baca:
Bupati Banyuwangi: Jangan Segan Tutup Destinasi Pelanggar Protokol Kesehatan)
“Jadi tidak hanya bisa menunjukkan detail lokasi, tapi juga penting punya preferensi kesehatan,” ujar dia.
Anas mengatakan waktu operasional destinasi wisata mengalami penyesuaian. Destinasi wisata hanya buka lima hari dalam seminggu.
“Sehingga memberi kesempatan bagi mereka untuk membersihkan fasilitas dan beristirahat,” tutur Anas.
Dia mengaku sudah menutup beberapa tempat wisata yang bandel. Dia mengungkapkan kawasan jajanan yang tidak mematuhi protokol kesehatan ditutup.
“Mereka cuma buka dua hari, besoknya karena malam minggu dan ramai, mereka melanggar, langsung kami tutup,” tegas Anas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)