Jakarta: Pengamat politik dari Network for Indonesian Democratic Society (Netfid) Dahlia Umar menilai anak muda ialah kunci sukses dalam meningkatkan partisipasi Pemilu 2024. Hal itu wajib dilakukan agar pemilu tak sekedar jadi ajang sirkulasi elite.
Menurut Dahlia, pemilu adalah hasil engagement yang memilih dan dipilih. Tanpa ada partisipasi pemilih serta partisipasi politik, pemilu tidak ada artinya. Dahlia juga menggarisbawahi bahwa segmen anak muda harus dirangkul untuk turut serta dalam pesta demokrasi 2024 mendatang.
“Anak muda pemilih ini mayoritas memiliki ciri-ciri kritis dan optimis, jangan sampai mereka terpapar kampanye hitam, seperti SARA dan kampanye negatif,” ungkap Dahlia dalam webinar, Minggu, 4 September 2022.
Dahlia menjelaskan, hal ini merupakan warning bagi penyelenggara untuk menjaga kepercayaan anak muda agar memastikan mereka menjadi bagian dalam pemilu. Tak hanya itu, Dahlia juga memberi catatan bahwa hingga saat ini belum ada parpol yang melakukan seleksi internal kader untuk menentukan calegnya.
Padahal, kata Dahlia, partisipasi pemilih harus terintegrasi dalam semua tahapan, dari pendaftaran pemilih, kampanye, penentuan caleg, hingga pemungutan suara. Bahkan, belum ada parpol yang menentukan nomor urut bukan ditentukan oleh ketua umum parpol, tetapi oleh konstitueten di tiap partai.
“Lalu, belum ada masyarakat yang betul-betul punya kesadaran untuk mencalonkan calon perseorangan yang ada hanya mobilisasi dukungan untuk calon perseorangan yang memiliki SDM sangat besar,” tegasnya.
Artinya, kata Dahlia, penyelenggara mesti berbenah. Sebab belum ada partisipasi pemilih yang sesungguhnya selain pada saat tahapan pemungutan dan penghitungan suara.
Jakarta: Pengamat politik dari Network for Indonesian Democratic Society (Netfid) Dahlia Umar menilai
anak muda ialah kunci sukses dalam meningkatkan partisipasi
Pemilu 2024. Hal itu wajib dilakukan agar pemilu tak sekedar jadi ajang sirkulasi elite.
Menurut Dahlia, pemilu adalah hasil
engagement yang memilih dan dipilih. Tanpa ada partisipasi pemilih serta partisipasi politik, pemilu tidak ada artinya. Dahlia juga menggarisbawahi bahwa segmen anak muda harus dirangkul untuk turut serta dalam pesta demokrasi 2024 mendatang.
“Anak muda pemilih ini mayoritas memiliki ciri-ciri kritis dan optimis, jangan sampai mereka terpapar
kampanye hitam, seperti SARA dan kampanye negatif,” ungkap Dahlia dalam webinar, Minggu, 4 September 2022.
Dahlia menjelaskan, hal ini merupakan
warning bagi penyelenggara untuk menjaga kepercayaan anak muda agar memastikan mereka menjadi bagian dalam pemilu. Tak hanya itu, Dahlia juga memberi catatan bahwa hingga saat ini belum ada
parpol yang melakukan seleksi internal kader untuk menentukan calegnya.
Padahal, kata Dahlia, partisipasi pemilih harus terintegrasi dalam semua tahapan, dari pendaftaran pemilih, kampanye, penentuan caleg, hingga pemungutan suara. Bahkan, belum ada parpol yang menentukan nomor urut bukan ditentukan oleh ketua umum parpol, tetapi oleh konstitueten di tiap partai.
“Lalu, belum ada masyarakat yang betul-betul punya kesadaran untuk mencalonkan calon perseorangan yang ada hanya mobilisasi dukungan untuk calon perseorangan yang memiliki SDM sangat besar,” tegasnya.
Artinya, kata Dahlia, penyelenggara mesti berbenah. Sebab belum ada partisipasi pemilih yang sesungguhnya selain pada saat tahapan pemungutan dan penghitungan suara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)