Gedung MPR dan DPR. Foto: MI/Bary Fathahillah
Gedung MPR dan DPR. Foto: MI/Bary Fathahillah

Legislator Singgung Disharmoni Hubungan Panglima TNI dengan KSAD

Anggi Tondi Martaon • 05 September 2022 19:29
Jakarta: Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon mempertanyakan hubungan antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman. Effendi menyebut hubungan kedua pimpinan di angkatan bersenjata itu tidak harmonis.
 
“Ingin penjelasan dari Jenderal Andika dan penjelasan dari Jenderal Dudung ada apa terjadi disharmoni begini ketidakpatuhan,” kata Effendi di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 5 September 2022.
 
Effendi menyampaikan disharmoni tersebut terlihat dalam sejumlah kesempatan. Padahal, Andika dan Dudung tidak pernah berada secara bersamaan dalam sejumlah kesempatan.

Seperti yang terjadi pada rapat kerja (Raker) Komisi I membahas anggaran pertahanan 2023. Dalam raker tersebut, Andika hadir bersama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo. Hanya Dudung yang tidak menghadiri rapat tersebut dan diwakili Wakil KSAD Letnan Jenderal Muhammad Munir.
 
"Ini sudah menjadi rahasia umum Pak, rahasia umum. Di mana ada Jenderal Andika tidak ada KSAD," ungkap dia.
 
Effendi juga memberikan contoh lain disharmoni tersebut. Seperti pada program Garuda Shield.
 
"Jenderal Andika membuat Super Garuda Shield, tidak ada KSAD di situ. Saya tidak tahu, nanti silahkan jelaskan," sebut dia.
 
"Apakah Anda undang tapi dia tidak hadir, apakah memang tidak diundang, saya enggak tahu. Silahkan nanti dijawab," imbuh dia.
 
Effendi menyampaikan pemandangan ini bukan pertama kali terjadi. Dia menyebut disharmoni antara Panglima TNI dengan KSAD pernah terjadi pada sebelumnya.
 
Seperti saat Panglima TNI dijabat Jenderal (purn) Moeldoko. Effendi menyebut Moeldoko disebut tidak harmonis dengan KSAD yang saat itu dijabat Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo.
 
"Pak Moeldoko membentuk Kogabwilhan, bikin operasi di Hotel Borobudur, enggak mau itu KSAD-nya, KSAD-nya Pak Gatot," ujar dia.
 

Baca juga: Panglima TNI Dukung Keterlibatan Anggota Majukan Pendidikan Daerah Terluar


 
Effendi menyampaikan disharmoni itu sempat tidak ada saat Gatot menjabat sebagai Panglima TNI. Sementara, KSAD waktu itu dijabat Jenderal (purn) Mulyono.
 
"Pak Gatot naik, KSAD Pak Mulyono, ya masih nurut lah," ungkap dia.
 
Namun, kondisi disharmoni kembali terjadi saat Panglima TNI dijabat Marsekal (purn) Hadi Tjahjanto. Pada waktu itu, KSAD dijabat Andika.
 
"Pak hadi dengan Pak Andika dengan segala hormat saya juga tidak terlalu harmonis juga. Silahkan bapak koreksi saya," ujar dia.
 
Dia pun meminta agar ego masing-masing jenderal diredakan. Sebab, berdampak buruk terhadap internal TNI.
 
"Apasih kemudian dipertahankan ego? Ego bapak berdua itu merusak tatanan hubungan junior dan senior di TNI," kata dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan