Jakarta: Tokoh negara diminta menjadi panutan yang baik bagi masyarakat. Pasalnya, dinamika sosial politik di Tanah Air tak bisa dilepas dari peran mereka.
"Akar rumput kita ini gampang mengikuti sesuatu. Siapa yang dilihat, dia diikuti. Nah, para tokoh negara kita harap bijak dalam melihat sesuatu," kata Ketua Umum Ikhwanul Muballighin Mujib Khudori di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 27 November 2017.
Menurut dia, semua hal harus dilakukan atas dasar kepentingan negara, bukan kelompok, atau bahkan individu. Indonesia, jelas dia, diciptakan dengan keberagaman masyarakat merupakan anugerah.
Dia mafhum bila tiap pihak memiliki kepentingan-kepentingan tertentu. Namun, hal itu jangan sampai mencederai kelompok atau golongan lain.
Mujib menegaskan kepentingan bersama Indonesia menghendaki persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, semua pihak wajib menjaga persatuan.
Dia mengingatkan bagaimana dahulu Nabi Muhammad SAW berdakwah. Bertutur kata lembut, penuh kasih, dan mengedepankan pendekatan persuasif menjadi prinsip Rasulullah.
Selain itu, Mujib juga bercerita soal seorang pria di Amerika yang memaafkan pembunuh anaknya. Sejatinya, pria itu bisa menuntut pelaku. Namun, dia memilih memaafkan.
Menurut dia, hal semacam ini adalah suatu cara berdakwah yang benar. "Memaafkan, bersikap lembut, maka orang tertarik dan dapat hidayah. Bukan dengan cara kasar," ungkap dia.
Jakarta: Tokoh negara diminta menjadi panutan yang baik bagi masyarakat. Pasalnya, dinamika sosial politik di Tanah Air tak bisa dilepas dari peran mereka.
"Akar rumput kita ini gampang mengikuti sesuatu. Siapa yang dilihat, dia diikuti. Nah, para tokoh negara kita harap bijak dalam melihat sesuatu," kata Ketua Umum Ikhwanul Muballighin Mujib Khudori di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 27 November 2017.
Menurut dia, semua hal harus dilakukan atas dasar kepentingan negara, bukan kelompok, atau bahkan individu. Indonesia, jelas dia, diciptakan dengan keberagaman masyarakat merupakan anugerah.
Dia mafhum bila tiap pihak memiliki kepentingan-kepentingan tertentu. Namun, hal itu jangan sampai mencederai kelompok atau golongan lain.
Mujib menegaskan kepentingan bersama Indonesia menghendaki persatuan dan kesatuan. Oleh karena itu, semua pihak wajib menjaga persatuan.
Dia mengingatkan bagaimana dahulu Nabi Muhammad SAW berdakwah. Bertutur kata lembut, penuh kasih, dan mengedepankan pendekatan persuasif menjadi prinsip Rasulullah.
Selain itu, Mujib juga bercerita soal seorang pria di Amerika yang memaafkan pembunuh anaknya. Sejatinya, pria itu bisa menuntut pelaku. Namun, dia memilih memaafkan.
Menurut dia, hal semacam ini adalah suatu cara berdakwah yang benar. "Memaafkan, bersikap lembut, maka orang tertarik dan dapat hidayah. Bukan dengan cara kasar," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)