Jakarta: Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei terkait elektabilitas Partai Golkar. Hasilnya partai berlambang pohon beringin itu ada di urutan ketiga dengan memeroleh 11,6 persen, tertinggal dari PDIP 24,2 persen dan Gerindra 13 persen.
Meski begitu, mayoritas publik meyakini Golkar bisa bangkit. "Ternyata 65,7 persen masyarakat meyakini Golkar bisa bangkit, (yakin) tidak bangkit sebanyak 18,5 persen, dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 15,8 persen," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 14 Desember 2017.
Dia menuturkan masyarakat menilai Golkar bisa bangkit bila memiliki branding baru. Yakni memiliki ketua umum baru (34,4 persen), program baru (27,6 persen), tokoh baru (22,6 persen), lainnya (5,2 persen) dan tidak tahu atau tidak menjawab (10,2 persen).
Ardian membeberkan terdapat lima nama tokoh Golkar yang paling layak menjadi ketua umum Golkar ketika ditanyakan kepada pemilih Golkar, yaitu Airlangga Hartarto (51,6 persen), Idrus Marham (16,3 persen), Titiek Soeharto (9,7 persen), Azis Syamsuddin (8,3 persen), dan Bambang Soesatyo (7,2 persen).
"Jadi suara yang diputuskan oleh pleno DPP Golkar semalam (Rabu, 13 Desember 2017), itu ternyata berkesesuaian dengan suara pemilih Partai Golkar di masyarakat bawah atau di grassroot," ucap dia.
Kemudian terkait program baru yang diharapkan pemilihnya agar diperjuangkan Golkar ada tiga teratas, yakni sembako murah (21,7 persen), lapangan pekerjaan (25,8 persen), dan perumahan murah (12,1 persen).
"Ada tujuh tokoh baru yang bisa jadi darah segar Golkar saat memiliki branding baru," ucap dia.
Mereka adalah Airlangga Hartarto, Idrus Marham, Nusron Wahid, Dedi Mulyadi, Meutya Hafid, Titiek Soeharto, dan Azis Syamsuddin.
"Bisa jadi sekarang ini mereka belum menjadi superstar, sekarang baru rising star. Tapi kalau misalnya tujuh orang ini diberdayakan atau diberi panggung yang lebih luas, maka kemungkinan akan bersinar pascamunaslub," tandas dia.
Survei ini dilakukan pada 1 hingga 14 November 2017. Riset terhadap 1.200 responden ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif hasil FGD dan wawancara mendalam pada 1 hingga 13 Desember 2017.
Jakarta: Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei terkait elektabilitas Partai Golkar. Hasilnya partai berlambang pohon beringin itu ada di urutan ketiga dengan memeroleh 11,6 persen, tertinggal dari PDIP 24,2 persen dan Gerindra 13 persen.
Meski begitu, mayoritas publik meyakini Golkar bisa bangkit. "Ternyata 65,7 persen masyarakat meyakini Golkar bisa bangkit, (yakin) tidak bangkit sebanyak 18,5 persen, dan tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 15,8 persen," kata Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa di Kantor LSI, Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis, 14 Desember 2017.
Dia menuturkan masyarakat menilai Golkar bisa bangkit bila memiliki branding baru. Yakni memiliki ketua umum baru (34,4 persen), program baru (27,6 persen), tokoh baru (22,6 persen), lainnya (5,2 persen) dan tidak tahu atau tidak menjawab (10,2 persen).
Ardian membeberkan terdapat lima nama tokoh Golkar yang paling layak menjadi ketua umum Golkar ketika ditanyakan kepada pemilih Golkar, yaitu Airlangga Hartarto (51,6 persen), Idrus Marham (16,3 persen), Titiek Soeharto (9,7 persen), Azis Syamsuddin (8,3 persen), dan Bambang Soesatyo (7,2 persen).
"Jadi suara yang diputuskan oleh pleno DPP Golkar semalam (Rabu, 13 Desember 2017), itu ternyata berkesesuaian dengan suara pemilih Partai Golkar di masyarakat bawah atau di grassroot," ucap dia.
Kemudian terkait program baru yang diharapkan pemilihnya agar diperjuangkan Golkar ada tiga teratas, yakni sembako murah (21,7 persen), lapangan pekerjaan (25,8 persen), dan perumahan murah (12,1 persen).
"Ada tujuh tokoh baru yang bisa jadi darah segar Golkar saat memiliki branding baru," ucap dia.
Mereka adalah Airlangga Hartarto, Idrus Marham, Nusron Wahid, Dedi Mulyadi, Meutya Hafid, Titiek Soeharto, dan Azis Syamsuddin.
"Bisa jadi sekarang ini mereka belum menjadi superstar, sekarang baru rising star. Tapi kalau misalnya tujuh orang ini diberdayakan atau diberi panggung yang lebih luas, maka kemungkinan akan bersinar pascamunaslub," tandas dia.
Survei ini dilakukan pada 1 hingga 14 November 2017. Riset terhadap 1.200 responden ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif hasil FGD dan wawancara mendalam pada 1 hingga 13 Desember 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)