medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua DPR Fadli Zon berharap apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat pidato kenegaraan dapat dibuktikan secepatnya. Fadli meminta Jokowi tak hanya berkata-kata.
Salah satu yang disorot Wakil Ketua Umum Gerindra itu adalah pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengimbau seluruh elemen bangsa menggalang persatuan dalam menghadapi krisis.
"Kita ingin bangun persatuan dalam menghadapi krisis. Tapi kalau dilihat kata-kata yang baik dan manis harus diikuti dengan perbuatan nyata," kata Fadli Zon di komplek parlemen, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2015).
Fadli menilai masih ada kesenjangan yang terjadi antara kata dan perbuatan yang dilakukan pemerintah. Dalam hal persatuan, kata dia, pemerintah malah bertindak sebaliknya, yakni memecah belah partai politik.
"Jangan antara kata dan tindakan itu ada kesenjangan. Antara kata-kata yang mengimbau baik tapi nyatanya kita masih lihat pemerintah, misalnya memecah belah partai politik. Lebih bagus kata-kata itu direalisasikan," terangnya.
Mahasiswa Berprestasi Nasional tahun 1993 itu pun mengimbau, Presiden Jokowi bersiap diri dengan tak memandang enteng tiap masalah. Sehingga, Jokowi bersiap jika ada masalah yang mengadang.
"Jadi lebih bagus kita bersiap-siap dan jika ada kondisi buruk, kita sudah siap. Harus ada sense of emergency. Jangan menganggap enteng semua masalah dan rakyat jadi korban," ungkapnya.
medcom.id, Jakarta: Wakil Ketua DPR Fadli Zon berharap apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat pidato kenegaraan dapat dibuktikan secepatnya. Fadli meminta Jokowi tak hanya berkata-kata.
Salah satu yang disorot Wakil Ketua Umum Gerindra itu adalah pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengimbau seluruh elemen bangsa menggalang persatuan dalam menghadapi krisis.
"Kita ingin bangun persatuan dalam menghadapi krisis. Tapi kalau dilihat kata-kata yang baik dan manis harus diikuti dengan perbuatan nyata," kata Fadli Zon di komplek parlemen, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2015).
Fadli menilai masih ada kesenjangan yang terjadi antara kata dan perbuatan yang dilakukan pemerintah. Dalam hal persatuan, kata dia, pemerintah malah bertindak sebaliknya, yakni memecah belah partai politik.
"Jangan antara kata dan tindakan itu ada kesenjangan. Antara kata-kata yang mengimbau baik tapi nyatanya kita masih lihat pemerintah, misalnya memecah belah partai politik. Lebih bagus kata-kata itu direalisasikan," terangnya.
Mahasiswa Berprestasi Nasional tahun 1993 itu pun mengimbau, Presiden Jokowi bersiap diri dengan tak memandang enteng tiap masalah. Sehingga, Jokowi bersiap jika ada masalah yang mengadang.
"Jadi lebih bagus kita bersiap-siap dan jika ada kondisi buruk, kita sudah siap. Harus ada sense of emergency. Jangan menganggap enteng semua masalah dan rakyat jadi korban," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TII)