Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan simbol agama sebaiknya tak dimasukkan dalam turbulensi politik. Sebab, dapat menyebabkan keretakan kohesivitas sosial dan mengganggu integrasi nasional.
"PAN memberikan apresiasi atas sikap politik tersebut sebagai bagian dari ijtihad politik PPP dan PKS, namun kami tidak akan ikut wacana poros Islam. Hal ini karena beberapa hal penting sebagai dasar pemikiran PAN," ujar Viva di Jakarta, Kamis, 15 April 2021.
Dia mengingatkan mesti berhati-hati menggunakan identitas politik berbasis agama sebagai merek jualan kepada publik. Meski, identitas khas partai politik atau ideologi politik partai telah dijamin dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai politik.
"Di beberapa kasus di pilkada atau di pilpres adalah bukti dan fakta lapangan yang mesti menjadi pelajaran sejarah bagi kita. PAN tidak ingin kondisi seperti itu akan terulang lagi," ujar dia.
Selain itu, wacana poros politik berbasis agama akan melahirkan antitesa poros lain berbasis nonagama. Kondisi politik ini menjadi ahistoris dan tidak produktif bagi kemajuan bangsa.
(Baca: PKS dan PPP Berpeluang Bentuk Poros Islam pada Pemilu 2024)
Dia menilai sebaiknya wacananya diarahkan ke adu ide dan gagasan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul. Kemudian, memperbaiki kesehatan dan perekonomian nasional, membangun kedaulatan pangan, membangun militer yang modern, dan tema lainnya yang bermanfaat buat kecerdasan bangsa.
"Proses pendidikan politik rakyat harus diarahkan secara rasional, melalui pendekatan akal sehat agar demokrasi dapat berjalan sehat dan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bukan politik prosedural atau rutinitas, tetapi berpolitik yang substantif dan produktif," tutur dia.
Jakarta: Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berpeluang membentuk poros Islam dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Partai basis Islam terbuka diajak bergabung.
"Itu ide bagus (poros Islam). Jadi, PKS prinsipnya partai yang visinya rahmatan lil alamin. Kita akan menyambut siapa pun yang akan bergabung dengan kita dan akan kita menyatukan kerja sama besar kita dengan partai lain," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Aboe Bakar Al Habsyi di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu malam, 14 April 2021.
PKS tak mau buru-buru membentuk poros tersebut. Sebab, masih ada waktu sekitar tiga tahun sebelum kontestasi politik 2024.
Jakarta: Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (
PAN) Viva Yoga Mauladi mengatakan simbol agama sebaiknya tak dimasukkan dalam turbulensi politik. Sebab, dapat menyebabkan keretakan kohesivitas sosial dan mengganggu integrasi nasional.
"PAN memberikan apresiasi atas sikap politik tersebut sebagai bagian dari ijtihad politik PPP dan PKS, namun kami tidak akan ikut wacana poros Islam. Hal ini karena beberapa hal penting sebagai dasar pemikiran PAN," ujar Viva di Jakarta, Kamis, 15 April 2021.
Dia mengingatkan mesti berhati-hati menggunakan identitas politik berbasis agama sebagai merek jualan kepada publik. Meski, identitas khas partai politik atau ideologi politik partai telah dijamin dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai politik.
"Di beberapa kasus di
pilkada atau di pilpres adalah bukti dan fakta lapangan yang mesti menjadi pelajaran sejarah bagi kita. PAN tidak ingin kondisi seperti itu akan terulang lagi," ujar dia.
Selain itu, wacana poros politik berbasis agama akan melahirkan antitesa poros lain berbasis nonagama. Kondisi politik ini menjadi ahistoris dan tidak produktif bagi kemajuan bangsa.
(Baca:
PKS dan PPP Berpeluang Bentuk Poros Islam pada Pemilu 2024)
Dia menilai sebaiknya wacananya diarahkan ke adu ide dan gagasan untuk meningkatkan kualitas demokrasi dan sumber daya manusia unggul. Kemudian, memperbaiki kesehatan dan perekonomian nasional, membangun kedaulatan pangan, membangun militer yang modern, dan tema lainnya yang bermanfaat buat kecerdasan bangsa.
"Proses pendidikan politik rakyat harus diarahkan secara rasional, melalui pendekatan akal sehat agar demokrasi dapat berjalan sehat dan berguna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Bukan politik prosedural atau rutinitas, tetapi berpolitik yang substantif dan produktif," tutur dia.
Jakarta: Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berpeluang membentuk poros Islam dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Partai basis Islam terbuka diajak bergabung.
"Itu ide bagus (poros Islam). Jadi, PKS prinsipnya partai yang visinya rahmatan lil alamin. Kita akan menyambut siapa pun yang akan bergabung dengan kita dan akan kita menyatukan kerja sama besar kita dengan partai lain," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Aboe Bakar Al Habsyi di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu malam, 14 April 2021.
PKS tak mau buru-buru membentuk poros tersebut. Sebab, masih ada waktu sekitar tiga tahun sebelum kontestasi politik 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)