Jakarta: Juru bicara Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menegaskan tidak ada industri pertahanan bayangan atau semu di dalam Kementerian Pertahanan (Kemhan). Tidak ada pihak yang berani menjalankan usaha itu.
"Tidak ada perusahaan yang bisa dan diperkenankan ikut cawe-cawe kontrak misalnya," kata Dahnil dalam program Newsmaker Medcom.id bertajuk 'Jubir Prabowo Jawab Tudingan Mafia Alutsista Mister M', Rabu, 12 Mei 2021.
Menurut dia, pihak yang ikut kontrak di Kemhan bakal mudah ditelusuri. Pasalnya, pelaku industri pertahanan terbilang minim.
Baca: Jubir Prabowo Minta Connie Ungkap Mafia Alutsista Mr M
"Jadi bisa saling tahu satu sama dengan yang lain, mudah diidentifikasi sebenarnya," ujar Staf Khusus bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga Kemhan itu.
Perusahaan di bawah Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP) Kemhan dan ikut cawe-cawe dipastikan bakal ketahuan. YKPP ialah yayasan yang membawahi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan prajurit TNI, seperti perumahan dan kelengkapan lainnya.
Perusahaan dibawahi YKPP, kata Dahnil, juga dipantau Inspektorat Jenderal Kemhan. Kontrak yang terkait belanja di Kemhan bakal dipelototi serius. Sejak memimpin, kata Dahnil, Prabowo berusaha mencegah praktik cawe-cawe.
"Pak Prabowo ketika masuk, kami masuk hampir dua tahun di Kemhan, komitmen untuk membenahi hal itu dan dilakukan terus-menerus," ucap Dahnil.
Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie sempat menduga adanya industri pertahanan bayangan yang terlibat dalam pengadaan alutsista. Industri pertahanan bayangan itu memperburuk pengadaan sistem pertahanan negara tersebut.
"Industri pertahanan yang semu, yang mengaku industri pertahanan," ujar Connie dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Terungkap! Selain Mister M, Ada Industri Pertahanan Bayangan', Minggu, 9 Mei 2021.
Jakarta: Juru bicara Menteri
Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menegaskan tidak ada industri
pertahanan bayangan atau semu di dalam Kementerian Pertahanan (Kemhan). Tidak ada pihak yang berani menjalankan usaha itu.
"Tidak ada perusahaan yang bisa dan diperkenankan ikut cawe-cawe kontrak misalnya," kata Dahnil dalam program Newsmaker Medcom.id bertajuk 'Jubir Prabowo Jawab Tudingan Mafia Alutsista Mister M', Rabu, 12 Mei 2021.
Menurut dia, pihak yang ikut kontrak di Kemhan bakal mudah ditelusuri. Pasalnya, pelaku industri pertahanan terbilang minim.
Baca:
Jubir Prabowo Minta Connie Ungkap Mafia Alutsista Mr M
"Jadi bisa saling tahu satu sama dengan yang lain, mudah diidentifikasi sebenarnya," ujar Staf Khusus bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antarlembaga Kemhan itu.
Perusahaan di bawah Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan (YKPP) Kemhan dan ikut cawe-cawe dipastikan bakal ketahuan. YKPP ialah yayasan yang membawahi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan prajurit TNI, seperti perumahan dan kelengkapan lainnya.
Perusahaan dibawahi YKPP, kata Dahnil, juga dipantau Inspektorat Jenderal Kemhan. Kontrak yang terkait belanja di Kemhan bakal dipelototi serius. Sejak memimpin, kata Dahnil, Prabowo berusaha mencegah praktik cawe-cawe.
"Pak Prabowo ketika masuk, kami masuk hampir dua tahun di Kemhan, komitmen untuk membenahi hal itu dan dilakukan terus-menerus," ucap Dahnil.
Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie sempat menduga adanya industri pertahanan bayangan yang terlibat dalam pengadaan alutsista. Industri pertahanan bayangan itu memperburuk pengadaan sistem pertahanan negara tersebut.
"Industri pertahanan yang semu, yang mengaku industri pertahanan," ujar Connie dalam program Crosscheck #FromHome by Medcom.id bertajuk 'Terungkap! Selain Mister M, Ada Industri Pertahanan Bayangan', Minggu, 9 Mei 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)