Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Tinggarjaya, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, KH. Maulana Hasan. Dok. Istimewa
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Tinggarjaya, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, KH. Maulana Hasan. Dok. Istimewa

Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Gus Yaqut Dinilai Hanya Memotivasi Santri

Achmad Zulfikar Fazli • 27 Oktober 2021 23:36
Jakarta: Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falah Tinggarjaya, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, KH. Maulana Hasan, mengajak semua pihak tidak membesar-besarkan polemik pernyataan Kementerian Agama (Kemenag) hadiah negara kepada Nahdhatul Ulama (NU). Pernyataan yang dilontarkan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) hanya untuk konsumsi internal serta memotivasi para santri dan kalangan pesantren.
 
"Sebenarnya apa yang disampaikan sudah dipertegas bahwa itu koridornya hanya untuk internal warga NU, (yang tujuannya) memberikan motivasi pada santri-santri itu sah-sah saja," kata KH. Maulana Hasan dalam keterangan tertulis, Rabu, 27 Oktober 2021.
 
Gus Hasan, sapaan KH Maulana Hasan, mengajak semua pihak menahan diri dan tidak membuat suasana menjadi panas. Apalagi, Gus Yaqut sudah mengklarifikasi pernyataannya bahwa itu hanya untuk internal NU.

Baca: Menag Yaqut: Kemenag Punya Semua Agama
 
Gus Hasan menilai Kemenag di era Gus Yaqut telah hadir dan memberi ruang bagi semua golongan dan agama. Bukan hanya untuk NU, tetapi organisasi keagamaan lain, seperti Muhammadiyah.
 
"Jadi menurut saya polemik ini tidak perlu diperpanjang, berlebihan apalagi seperti saling menyerang itu tidak baik. Bagaimana pun negara ini harus memberikan nyaman kepada seluruh warganya juga mengayomi terhadap seluruh lapisan masyarakat. Baik agama Islam maupun agama yang lain yang sah di negara ini," ujar Gus Hasan.

Kemenag hadiah untuk NU

Gus Yaqut menyebut Kemenag merupakan 'hadiah negara' untuk NU. Hal itu disampaikan dalam seminar virtual yang digelar RMI-PBNU dan diunggah di akun YouTube TVNU.
 
Pernyataan berawal dari perdebatan kecil di kementerian saat mendiskusikan soal Kemenag. Yaqut memiliki keinginan mengubah logo atau tagline Kemenag, yakni 'Ikhlas Beramal'. Dia menilai 'ikhlas' tidak mesti ditulis, melainkan dalam hati.
 
“Ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas," kata dia.
 
Perdebatan kemudian berlanjut menyoal sejarah pendirian Kemenag. Yaqut menyebut ustaz yang kala itu tidak setuju Kemenag harus menaungi semua agama.
 
"Ada yang tidak setuju, bahwa Kementerian ini harus Kementerian agama Islam, karena Kementerian agama itu hadiah negara untuk umat Islam," kata Gus Yaqut.
 
"Saya bantah, bukan. Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang di Kementerian Agama, karena hadiahnya untuk NU," kata Gus Yaqut.
 
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Dok. Kementerian Agama
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Dok. Kementerian Agama

Klarifikasi Menag

Gus Yaqut menegaskan tak bermaksud menyinggung saat menyatakan Kementerian Agama (Kemenag) hadiah negara untuk Nahdatul Ulama (NU). Pernyataan tersebut hanya ingin memotivasi santri dan pesantren.
 
“Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” kata Gus Yaqut melalui keterangan tertulis, Senin, 25 Oktober 2021.
 
Dia menilai wajar pernyataan tersebut. Apalagi disampaikan dalam forum internal.
 
“Memberi semangat itu wajar. Itu forum internal," ungkap dia.
 
Baca: PBNU Bantah Pernyataan Menteri Yaqut Soal Kemenag Hadiah untuk NU
 
Yaqut heran pernyataan tersebut bocor. Sehingga menjadi polemik di tengah masyarakat.
 
Dia menegaskan Kemenag tidak hanya untuk NU. Buktinya, seluruh kebijakan Kemenag memberikan afirmasi kepada semua agama.
 
Gus Yaqut juga menyebut jabatan strategis di Kemenag tak hanya diisi perwakilan NU. Ada organisasi masyarakat (ormas) lain, khususnya Islam yang mendapat jabatan strategis di Kemenag.
 
Gus Yaqut mencontohkan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang dijabat Hilman Latif. Hilman merupakan kader Muhammadiyah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan