Ilustrasi--MI/Mohamad Irfan
Ilustrasi--MI/Mohamad Irfan

RAPBN 2016 Dinilai Tidak Masuk Akal

M Rodhi Aulia • 30 Oktober 2015 12:00
medcom.id, Jakarta: Data pendapatan negara pada Oktober 2015 baru mencapai 57,2 %. Otomatis target APBNP 2015 sebesar Rp1.761,64 triliun tak akan tercapai. Shortfallnya akan berada di atas Rp200 triliun. Nah, kekurangan pendapatan ini akan ditutupi dari hutang.
 
Jadi, tidak mengherankan bila sampai akhir September 2015, utang pemerintah membengkak menjadi Rp3.091 triliun dari Rp2.608,8 triliun pada akhir 2014. Ini berarti dalam sembilan bulan pemerintah telah menambah utang sebesar Rp482,2 triliun.
 
"Padahal, dalam APBNP 2015 pembiayaan utang itu hanya sebesar Rp279,38 triliun," kata Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra Gus Irawan Pasaribu di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (30/10/2015).

Wakil Ketua Komisi XI menjelaskan, pendapatan negara kita didominasi pajak serta bea dan cukai. Realisasi pendapatan pajak sampai dengan 26/10/2015 baru mencapai Rp750 triliun atau 57,96 dari target serta pendapatan bea dan cukai sampai dengan 20 Oktober, sebesar Rp123,48 triliun atau 63,33 %.
 
Dengan demikian pendapatan perpajakan tahun ini diprediksi hanya akan kurang lebih sama dengan tahun lalu, berarti hanya 80-an persen dari target sebesar Rp1.489,26 triliun. "Penetapan target pendapatan perpajakan pada RAPBN 2016 yang lebih tinggi dari APBNP 2015 yakni sebesar Rp1.546,7 adalah tidak masuk akal," kata Irawan.
 
Terlebih, kondisi makro ekonomi tahun depan yang diprediksi tidak lebih baik dari tahun ini. Dan bila target ini disetujui, defisit 2016 akan membengkak.
 
"Itu sama saja mendorong pemerintah menambah utang lebih besar lagi tahun depan. Kami tidak rela mewariskan hutang begitu besar bagi generasi mendatang," ujar Irawan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan