medcom.id, Jakarta: Mulai besok hingga 15 Juni 2017 masyarakat umum berkesempatan melihat arsip kelahiran Pancasila di Museum Nasional. Arsip yang ditampilkan ini pertama kali diperlihatkan ke publik.
"Semenjak Indonesia berdiri, ini baru pertama kali dipublikasikan," kata Direktur Sejarah Direktiorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Triana Wulandari, saat meluncurkan Pameran Lahirnya Pancasila, di kompleks Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis 1 Juni 2017.
Pameran ini digagas Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Dalam pameran ini akan dimunculkan 54 panel dari 60 item arsip yang tersedia. Selama pameran bakal diputarkan film Panjta-Sila: Cita-cita dan Realita karya Tio Pakusadewo. Di hari pertama pameran, Tio juga berniat membacakan pidato Bung Karno saat rapat BPUPKI 1 Juni 1945.
Direktur Jenderal Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan, pameran sesungguhnya dimulai hari ini di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta.
"Karena, seluruh arsip ada di sana. Per siang ini akan langsung dipindahkan ke Museum Nasional untuk dipamerkan esok hari," kata Hilmar.
Disuguhkan proses kelahiran Pancasila
Sejumlah arsip langka yang akan diperlihatkan ke publik antara lain Kitab Sutasoma karya Empu Tatular, isi arsip notulen sidang lahirnya Pancasila, dokumen sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Dokuritzu Zyumbi Tyoosakai, teks pidato Sukarno tentang Pancasila, penyusunan konsep pembukaan UUD 1945, dan suasana persidangan panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
"Kita ingin orang tahu, (kelahiran Pancasila) ini proses lho," ucap Hilmar.
Salah satu arsip yang akan dipamerkan. Foto: Metrotvnews.com/Lukman
Pancasila, kata dia, tidak datang tiba-tiba. Ia berharap, dari pameran ini, warga bisa melihat mendapat perspektif berbeda tentang lahirnya Pancasila.
Pameran Arsip Pancasila baru bisa terlaksana tahun ini karena Keputusan Presiden tentang Lahirnya Pancasila baru diteken dua tahun lalu. Tahun lalu peringatan Hari Kelahiran Pancasila sebatas seremoni.
Pemilihan Museum Nasional sebagai lokasi pameran, kata dia, lantaran butuh area luas untuk bisa menampilkan seluruh arsip. Karena, di Gedung Pancasila--tempat arsip disimpan--kerap dipakai untuk kegiatan Kementerian Luar Negeri. Selain itu, tempatnya juga sempit.
Lebih lanjut, Hilmar mengatakan, pameran bertujuan untuk memberi informasi yang cukup mengenai sejarah lahirnya Pancasila. "Agar masyarakat mengetahui secara menyeluruh Pancasila."
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong sekolah-sekolah untuk membawa siswa mengunjungi pameran ini. "Kita mendorong guru sejarah dan PPKN untuk hadir," katanya.
Pemerintah berencana melakukan pameran keliling untuk menyosialisasikan Pancasila. "Kita nanti bikin replika. Semua file akan dibawa sebagai paket pameran," katanya.
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/nN9V5D8b" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Mulai besok hingga 15 Juni 2017 masyarakat umum berkesempatan melihat arsip kelahiran Pancasila di Museum Nasional. Arsip yang ditampilkan ini pertama kali diperlihatkan ke publik.
"Semenjak Indonesia berdiri, ini baru pertama kali dipublikasikan," kata Direktur Sejarah Direktiorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Triana Wulandari, saat meluncurkan Pameran Lahirnya Pancasila, di kompleks Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis 1 Juni 2017.
Pameran ini digagas Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Dalam pameran ini akan dimunculkan 54 panel dari 60 item arsip yang tersedia. Selama pameran bakal diputarkan film Panjta-Sila: Cita-cita dan Realita karya Tio Pakusadewo. Di hari pertama pameran, Tio juga berniat membacakan pidato Bung Karno saat rapat BPUPKI 1 Juni 1945.
Direktur Jenderal Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mengatakan, pameran sesungguhnya dimulai hari ini di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta.
"Karena, seluruh arsip ada di sana. Per siang ini akan langsung dipindahkan ke Museum Nasional untuk dipamerkan esok hari," kata Hilmar.
Disuguhkan proses kelahiran Pancasila
Sejumlah arsip langka yang akan diperlihatkan ke publik antara lain Kitab Sutasoma karya Empu Tatular, isi arsip notulen sidang lahirnya Pancasila, dokumen sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Dokuritzu Zyumbi Tyoosakai, teks pidato Sukarno tentang Pancasila, penyusunan konsep pembukaan UUD 1945, dan suasana persidangan panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
"Kita ingin orang tahu, (kelahiran Pancasila) ini proses lho," ucap Hilmar.
Salah satu arsip yang akan dipamerkan. Foto: Metrotvnews.com/Lukman
Pancasila, kata dia, tidak datang tiba-tiba. Ia berharap, dari pameran ini, warga bisa melihat mendapat perspektif berbeda tentang lahirnya Pancasila.
Pameran Arsip Pancasila baru bisa terlaksana tahun ini karena Keputusan Presiden tentang Lahirnya Pancasila baru diteken dua tahun lalu. Tahun lalu peringatan Hari Kelahiran Pancasila sebatas seremoni.
Pemilihan Museum Nasional sebagai lokasi pameran, kata dia, lantaran butuh area luas untuk bisa menampilkan seluruh arsip. Karena, di Gedung Pancasila--tempat arsip disimpan--kerap dipakai untuk kegiatan Kementerian Luar Negeri. Selain itu, tempatnya juga sempit.
Lebih lanjut, Hilmar mengatakan, pameran bertujuan untuk memberi informasi yang cukup mengenai sejarah lahirnya Pancasila. "Agar masyarakat mengetahui secara menyeluruh Pancasila."
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendorong sekolah-sekolah untuk membawa siswa mengunjungi pameran ini. "Kita mendorong guru sejarah dan PPKN untuk hadir," katanya.
Pemerintah berencana melakukan pameran keliling untuk menyosialisasikan Pancasila. "Kita nanti bikin replika. Semua file akan dibawa sebagai paket pameran," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(UWA)