medcom.id, Jakarta: Komisi III DPR akan memanggil Koordinator KontraS Haris Azhar yang mengungkap terpidana mati Freddy Budiman memberi upeti RP450 miliar kepada oknum petugas BNN. Upeti diberikan untuk memuluskan Freddy menjalankan bisnisnya.
Anggota Komisi Hukum Masinton Pasaribu mengatakan, pihaknya akan serius mengusut pernyataan Freddy yang disampaikan Haris. Pemanggilan rencananya dilaksanakan setelah masa reses. DPR memasuki masa reses sejak 28 Juli lalu.,
"Kami akan serius, juga nanti kita akan undang kawan KontraS," ujar Masinton usai diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2016).
Sebelumnya, Haris melontarkan pernyataan, pada 2014 dirinya pernah bertemu Fredy Budiman dan sempat bercerita banyak soal keterlibatan oknum polisi dan BNN dalam peredaran narkoba di Indonesia. Haris juga mengungkapkan ada asupan dana untuk melancarkan peredaran narkoba milik Fredy Budiman sebesar Rp450 milyar untuk BNN serta Rp90 Milyar untuk pejabat tertentu di Mabes Polri.
Menurut Masinton, meski belum terbukti, sekecil apapun informasi yang diungkapkan Haris perlu ditindaklanjuti. Sebab, aparat penegak hukum berada dalam lingkaran ini.
"Terlepas persentase akurasinya berapa persen, sebagaimanapun kecilnya, penting untuk ditelusuri. Karena, bandar narkoba ini bekerja tidak sendiri, dia melibatkan banyak jaringan," ucapnya.
DPR juga akan menyelidiki cerita Freddy yang menyebut penggunaan mobil jenderal bintang dua untuk membawa narkoba dari Medan ke Jakarta.
medcom.id, Jakarta: Komisi III DPR akan memanggil Koordinator KontraS Haris Azhar yang mengungkap terpidana mati Freddy Budiman memberi upeti RP450 miliar kepada oknum petugas BNN. Upeti diberikan untuk memuluskan Freddy menjalankan bisnisnya.
Anggota Komisi Hukum Masinton Pasaribu mengatakan, pihaknya akan serius mengusut pernyataan Freddy yang disampaikan Haris. Pemanggilan rencananya dilaksanakan setelah masa reses. DPR memasuki masa reses sejak 28 Juli lalu.,
"Kami akan serius, juga nanti kita akan undang kawan KontraS," ujar Masinton usai diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2016).
Sebelumnya, Haris melontarkan pernyataan, pada 2014 dirinya pernah bertemu Fredy Budiman dan sempat bercerita banyak soal keterlibatan oknum polisi dan BNN dalam peredaran narkoba di Indonesia. Haris juga mengungkapkan ada asupan dana untuk melancarkan peredaran narkoba milik Fredy Budiman sebesar Rp450 milyar untuk BNN serta Rp90 Milyar untuk pejabat tertentu di Mabes Polri.
Menurut Masinton, meski belum terbukti, sekecil apapun informasi yang diungkapkan Haris perlu ditindaklanjuti. Sebab, aparat penegak hukum berada dalam lingkaran ini.
"Terlepas persentase akurasinya berapa persen, sebagaimanapun kecilnya, penting untuk ditelusuri. Karena, bandar narkoba ini bekerja tidak sendiri, dia melibatkan banyak jaringan," ucapnya.
DPR juga akan menyelidiki cerita Freddy yang menyebut penggunaan mobil jenderal bintang dua untuk membawa narkoba dari Medan ke Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)