medcom.id, Jakarta: Berpindahnya dukungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada pemilihan alat kelengkapan DPR menjadi tanda tanya besar. Banyak pihak menduga perpindahan itu terjadi karena adanya penawaran posisi menteri dari Presiden Jokowi.
Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai adanya simbiosis mutualisme antara Presiden Jokowi dan partai berlambang Kakbah tersebut dalam perpindahan dukungan PPP ke Koalisi Indonesia Hebat.
"Suara PPP yang sebesar 7% dalam parlemen bisa dijadikan pendorong partai lain untuk ikut masuk KIH. Kalau partai lain ikut masuk KIH, suara Jokowi (di parlemen) bisa bertambah menjadi 50%," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini kepada Metro TV di Kebon Jeruk Jakarta, Rabu (22/10/2014).
Burhanuddin melanjutkan berpindahnya PPP ke KIH akan menghilangkan dominasi KMP di parlemen. Karena kini hanya menyisakan lima partai pendukung KMP yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan PKS.
"PPP saat ini punya posisi tawar yang penting. Karena kalau PPP mendukung KHI dan belum menyerahkan calon nama kelengkapan DPR, pimpinan komisi tidak bisa diputuskan. Namun jika PPP balik ke Koalisi Merah Putih, sangat mungkin ketua komisi dikuasai KMP. Sehingga KIH akan kalah telak di legislatif," terang pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah 15 Desember 1977 itu.
Dengan posisi tawar yang tinggi, tambahnya, PPP memiliki peluang untuk melakukan lobi-lobi politik dalam (KIH), salah satunya jabatan menteri.
medcom.id, Jakarta: Berpindahnya dukungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pada pemilihan alat kelengkapan DPR menjadi tanda tanya besar. Banyak pihak menduga perpindahan itu terjadi karena adanya penawaran posisi menteri dari Presiden Jokowi.
Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai adanya simbiosis mutualisme antara Presiden Jokowi dan partai berlambang Kakbah tersebut dalam perpindahan dukungan PPP ke Koalisi Indonesia Hebat.
"Suara PPP yang sebesar 7% dalam parlemen bisa dijadikan pendorong partai lain untuk ikut masuk KIH. Kalau partai lain ikut masuk KIH, suara Jokowi (di parlemen) bisa bertambah menjadi 50%," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini kepada
Metro TV di Kebon Jeruk Jakarta, Rabu (22/10/2014).
Burhanuddin melanjutkan berpindahnya PPP ke KIH akan menghilangkan dominasi KMP di parlemen. Karena kini hanya menyisakan lima partai pendukung KMP yakni Gerindra, Golkar, Demokrat, PAN, dan PKS.
"PPP saat ini punya posisi tawar yang penting. Karena kalau PPP mendukung KHI dan belum menyerahkan calon nama kelengkapan DPR, pimpinan komisi tidak bisa diputuskan. Namun jika PPP balik ke Koalisi Merah Putih, sangat mungkin ketua komisi dikuasai KMP. Sehingga KIH akan kalah telak di legislatif," terang pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah 15 Desember 1977 itu.
Dengan posisi tawar yang tinggi, tambahnya, PPP memiliki peluang untuk melakukan lobi-lobi politik dalam (KIH), salah satunya jabatan menteri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)