Jakarta: Peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai tren penurunan elektabilitas bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan bukan karena dipengaruhi belum adanya kepastian figur bakal cawapres pendampingnya. Justru, kerja politik yang menentukan elektabilitas Anies kembali terdongkrak.
"Sangat mungkin bukan karena itu. Tetapi kerja-kerja politik dari partai pendukung lah juga harus semakin digiatkan," kata Bawono saat dihubungi Medcom.id, Rabu, 7 Juni 2023.
Bawono mengatakan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) harus menunjukkan strategi terbaik. Khususnya menciptakan poros pemilih yang solid.
KPP terdiri dari tiga parpol koalisi, Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tiga parpol ini juga harus solid meyakinkan pemilih untuk menjatuhkan pilihan ke Anies.
"Agar para pemilih atau konstituen dari partai-partai pendukung lebih solid dalam memberikan dukungan terhadap Anies Baswedan sehingga tidak mengalami split ticket voting," ujar Bawono.
Survei Indikator Politik Indonesia mencatat, pada simulasi tiga nama bakal capres, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih kokoh di tiga besar. Prabowo menempati posisi puncak.
"Pada simulasi tiga nama, Prabowo 38 persen, Ganjar 34,2 persen, dan Anies 18,9 persen. Belum menjawab sekitar 8,8 persen," kata peneliti Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei bertajuk 'Saling Salip Elektabilitas dan Cawapres Jelang 2024', Minggu, 4 Juni 2023.
Burhanuddin mengatakan pada simulasi tiga nama capres, Prabowo konsisten menunjukkan tren peningkatan sejak awal 2023. Ganjar sempat menguat pasca polemik Piala Dunia U-20 dan ditetapkan sebagai capres dari PDIP, tapi stagnan dalam sebulan terakhir.
"Sementara Anies masih kesulitan keluar dari tren penurunan sejak akhir tahun lalu," ucap Burhanuddin.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief, mengusulkan agar pengumuman cawapres Anies dilakukan Juni 2023. Menurut dia, hal ini penting dilakukan lantaran elektabilitas Anies yang mengalami penurunan pada hasil jajak pendapat.
"Kalau Juni belum deklarasi berpasangan, kemungkinan Demokrat akan mengevaluasi," ucap Andi saat dihubungi, Senin, 5 Juni 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Jakarta: Peneliti dari Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai tren penurunan elektabilitas bakal calon presiden (
capres) Anies Baswedan bukan karena dipengaruhi belum adanya kepastian figur bakal cawapres pendampingnya. Justru, kerja politik yang menentukan elektabilitas Anies kembali terdongkrak.
"Sangat mungkin bukan karena itu. Tetapi kerja-kerja politik dari partai pendukung lah juga harus semakin digiatkan," kata Bawono saat dihubungi Medcom.id, Rabu, 7 Juni 2023.
Bawono mengatakan
Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) harus menunjukkan strategi terbaik. Khususnya menciptakan poros pemilih yang solid.
KPP terdiri dari tiga parpol koalisi, Partai
NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tiga parpol ini juga harus solid meyakinkan pemilih untuk menjatuhkan pilihan ke Anies.
"Agar para pemilih atau konstituen dari partai-partai pendukung lebih solid dalam memberikan dukungan terhadap
Anies Baswedan sehingga tidak mengalami split ticket voting," ujar Bawono.
Survei Indikator Politik Indonesia mencatat, pada simulasi tiga nama bakal capres, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih kokoh di tiga besar. Prabowo menempati posisi puncak.
"Pada simulasi tiga nama, Prabowo 38 persen, Ganjar 34,2 persen, dan Anies 18,9 persen. Belum menjawab sekitar 8,8 persen," kata peneliti Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei bertajuk 'Saling Salip Elektabilitas dan Cawapres Jelang 2024', Minggu, 4 Juni 2023.
Burhanuddin mengatakan pada simulasi tiga nama capres, Prabowo konsisten menunjukkan tren peningkatan sejak awal 2023. Ganjar sempat menguat pasca polemik Piala Dunia U-20 dan ditetapkan sebagai capres dari PDIP, tapi stagnan dalam sebulan terakhir.
"Sementara Anies masih kesulitan keluar dari tren penurunan sejak akhir tahun lalu," ucap Burhanuddin.
Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu)
Partai Demokrat, Andi Arief, mengusulkan agar pengumuman cawapres Anies dilakukan Juni 2023. Menurut dia, hal ini penting dilakukan lantaran elektabilitas Anies yang mengalami penurunan pada hasil jajak pendapat.
"Kalau Juni belum deklarasi berpasangan, kemungkinan Demokrat akan mengevaluasi," ucap Andi saat dihubungi, Senin, 5 Juni 2023.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)