Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Foto: Dok. Media Gerindra
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum NasDem Surya Paloh. Foto: Dok. Media Gerindra

Pengamat: Pertemuan NasDem Gerindra Cenderung Membahas Kepastian Pemilu

Sri Utami • 06 Maret 2023 01:05
Jakarta: Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan menilai pertemuan Ketum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto menunjukan komunikasi politik partai politik yang bagus kepada publik. Pertemuan bisa juga jadi respons atas beragam dinamika politik, khususnya terkait isu penundaan pemilu.
 
"Ini untuk menunjukan komunikasi partai bagus. Tapi mungin ada signifikannya yaitu merespons pertemuan barusan terkait putusan PN Jakpus. Jadi menurut saya baik Surya Paloh dan Prabowo ada kepentingan yang sama untuk memastikan pemilu tepat waktu," ujar Djayadi, Minggu, 5 Maret 2023.
 
Ia menyebut upaya-upaya untuk menunda pemilu sangat tergambar serius dengan berbagai cara yang bisa disaksikan publik. Pertemuan kedua tokoh ini juga menjadi penting karena calon presiden dari dua koalisi punya basis dukungan yang sama.

"Keduanya perlu menunjukan kepada publik bahwa mereka berhubungan baik. Dalam jangka menengah misalnya tiga pasang maju maka ada puturan kedua maka bisa tetap terbuka koalisi dan hubungan harus tetap dijaga," ungkapnya.
 
Dia menerangkan dalam pemilu kali ini tidak adanya calon dominan membuat partai politik harus lebih keras dalam menciptakan koalisi. Isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden pun dinilai biasa terjadi sebagai dinamika dalam tahun politik.
 
"Ini disebabkan tidak ada calon dominan. Parpol harus lebih keras untuk menciptakan koalisi. Ini jadi lebih banyak drama karena ada isu penundaan pemilu perpanjangan presiden kalau tidak ada isu ini fokusnya untuk pembentukan koalisi pasti," jelas dia.
 

Baca: PKS Hargai Pertemuan Surya Paloh-Prabowo, Koalisi Disebut Tetap Solid


Djayadi membaca inti pertemuan tersebut hanya silaturahmi politik biasa, dan tidak mengarah kepada upaya menjalin koalisi. Ia menilai pertemuan ini dapat menunjukkan kalau para pemimpin saling kerja sama dan tidak ada masalah karena sesama partai koalisi pemerintah.
 
"Perubahan peta koalisi belum ada satu pun koalisi definitif. Suasana masih sangat cair maka elite politik bisa bermanuver ke mana saja. Bagaimana pun yang lebih mungkin dengan koalisinya masing-masing karena tidak mudah bagi NasDem untuk menggaet Gerindra," ungkap dia.
 
Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai tak ada yang aneh dengan pertemuan kedua Prabowo dan Surya Paloh. Ia menegaskan koalisi politik masih amat cair. 
 
"Selama janur kuning belum melengkung, selama pendaftaran capres dan cawapres itu belum dibuka, maka semua kemungkinan bisa terjadi artinya pasangan capres dan cawapres masih bisa berubah apa lagi sampai saat ini belum ada yang pasti," ungkap Ujang.
 
Dia juga mengatakan pertemuan keduanya sebagai silahturahmi balasan dan untuk menjajaki segala kemungkinan yang terjadi ke depan. Ia menyebut tidak ada yang bisa memastikan ada berapa kandidat capres dan cawapres 2024. 
 
"Karena kita tidak tahu ada berapa pasang calon dan berapa putaran. Misalnya di putaran pertama beda koalisi tapi di putaran kedua bisa bersatu. Semua tegantung dan pertemuan itu untuk menjajaki segala kemungkinan yang terjadi," kata Ujang.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan