Jakarta: Anggaran program makan bergizi digabung dengan anggaran pendidikan, dalam RAPBN 2025. Anggota DPR Komisi X Verrel Bramasta merespons positif penggabungan itu, karena dinilai menjadi solusi program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
“Di RAPBN 2025 untuk pendidikan itu naik sekitar Rp139,5 triliun dibanding 2024. Sedangkan makanan bergizi itu dianggarkan Rp71 triliun dari Rp139,5 triliun. Jadi masih ada kenaikan Rp68,5 triliun. Kalau dibandingin sama tahun lalu, ya tetap ada peningkatan 11,75 persen,” ucap Verrell.
Dia menyebut hal itu mesti dilihat masyarakat, karena ada peningkatan anggaran seiring dengan program makan bergizi. Selain itu, Verrell meminta masyarakat mengawasi eksekusi program dengan baik. Sehingga, tak ada kebocoran anggaran.
“Ini yang seharusnya dilihat oleh masyarakat. Karena sebetulnya ini win-win solution. Masalah stunting bisa kita perbaiki, masalah putus sekolah juga bisa kita benahi," kata dia.
Menurut Verrell, perlu pengawasan secara menyeluruh baik dari DPR dan masyarakat atas eksekusi program. Termasuk, pengawal dana BOS, sertifikasi guru, dan lain hal.
"Itu yang menjadi fokus saya, fokus kami di Komisi X nanti. Mengawasi pengeksekusian RAPBN ini,” ujar Verrell.
Verrell juga mengatakan kenaikan ini bukan karena adanya inflasi. Tapi kenaikan ini adalah murni karena fokus pemerintah untuk menangani permasalahan pendidikan di Indonesia.
“Kalau ada yang bilang kenaikan ini karena inflasi. Kita juga bisa lihat datanya. Inflasi tahunan (YoY) di sektor pendidikan hanya berada di angka 2,75 persen. Ini menunjukkan bahwa peningkatan anggaran jauh melebihi tingkat inflasi. Jadi hal ini memang murni karena fokus pemerintah untuk mempersiapkan masa depan bangsa,” tutup Verrell.
Jakarta: Anggaran program makan bergizi digabung dengan anggaran pendidikan, dalam RAPBN 2025. Anggota
DPR Komisi X Verrel Bramasta merespons positif penggabungan itu, karena dinilai menjadi solusi program unggulan Presiden Prabowo Subianto.
“Di RAPBN 2025 untuk pendidikan itu naik sekitar Rp139,5 triliun dibanding 2024. Sedangkan
makanan bergizi itu dianggarkan Rp71 triliun dari Rp139,5 triliun. Jadi masih ada kenaikan Rp68,5 triliun. Kalau dibandingin sama tahun lalu, ya tetap ada peningkatan 11,75 persen,” ucap Verrell.
Dia menyebut hal itu mesti dilihat masyarakat, karena ada peningkatan anggaran seiring dengan program makan bergizi. Selain itu, Verrell meminta masyarakat mengawasi eksekusi program dengan baik. Sehingga, tak ada kebocoran anggaran.
“Ini yang seharusnya dilihat oleh masyarakat. Karena sebetulnya ini win-win solution. Masalah stunting bisa kita perbaiki, masalah putus sekolah juga bisa kita benahi," kata dia.
Menurut Verrell, perlu pengawasan secara menyeluruh baik dari DPR dan masyarakat atas eksekusi program. Termasuk, pengawal dana BOS, sertifikasi guru, dan lain hal.
"Itu yang menjadi fokus saya, fokus kami di Komisi X nanti. Mengawasi pengeksekusian RAPBN ini,” ujar Verrell.
Verrell juga mengatakan kenaikan ini bukan karena adanya inflasi. Tapi kenaikan ini adalah murni karena fokus pemerintah untuk menangani permasalahan pendidikan di Indonesia.
“Kalau ada yang bilang kenaikan ini karena inflasi. Kita juga bisa lihat datanya. Inflasi tahunan (YoY) di sektor pendidikan hanya berada di angka 2,75 persen. Ini menunjukkan bahwa peningkatan anggaran jauh melebihi tingkat inflasi. Jadi hal ini memang murni karena fokus pemerintah untuk mempersiapkan masa depan bangsa,” tutup Verrell.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)