Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait proses sidang MKD di Istana Negara, Jakarta, Selasa 15 Desember 2015. Antara Foto/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait proses sidang MKD di Istana Negara, Jakarta, Selasa 15 Desember 2015. Antara Foto/Yudhi Mahatma

Jokowi: Jangan Berharap Bisa Menutupi yang Tidak Baik

Desi Angriani • 15 Desember 2015 15:22
medcom.id, Jakarta: Keterbukaan informasi publik membuat semua hal yang tidak baik bisa diketahui masyarakat. Presiden Joko Widodo mengatakan di era sekarang jangan harap bisa menyembunyikan sesuatu yang menyimpang.
 
Presiden menyampaikan, tak ada yang bisa menghentikan akses keterbukaan informasi. Kemajuan teknologi membuat arus informasi dapat diakses dalam hitungan detik. Apalagi terkait polemik atau pemberitaan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
 
"Sekarang ini era keterbukaan, sangat sulit menutupi hal yang tidak baik. Masyarakat responnya cepat, jadi sudah tidak ada pilihan," kata Presiden saat pidato terkait keterbukan informasi publik di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Selasa (15/12/2015).

Dia memberikan contoh, masyarakat sempat dihebohkan kasus penipuan dengan modus mengirim pesan singkat berisi 'mama minta pulsa'. Pelaku sudah ditangkap. Setelah kasus dugaan Ketua DPR Setya Novanto meminta saham dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan, muncul #PapaMintaSaham yang menjadi tranding topic di Twitter.
 
Informasi soal dua kasus itu cepat beredar di masyarakat karena keterbukaan informasi dan kecanggihan teknologi.
Presiden meminta seluruh instansi pemerintahan mengubah pola pikir dan mengedepankan keterbukaan. Bisa dengan menerapkan sistem pemerintahan elektronik atau e-goverment. Hal itu dapat mendorong partisipasi rakyat untuk terlibat dalam proses pengambilan kebijakan publik.
 
“Dalam sistem pemerintahan elektronik, rakyat akan bisa mengakses dokumen-dokumen pemerintah dan semua hal bisa dilihat secara transparan, termasuk soal anggaran publik,” ujar Presiden.
 
Presiden dua kali menyinggung kasus 'Papa Minta Saham' saat pidato. Pertama kali Presiden mengatakan soal itu pada 18 November atau dua hari setelah Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Novanto ke MKD.
 
"Ada mama minta pulsa, ada papa minta saham. Begitu saja. Saya hanya baca begitu saja. Saya hanya baca," kata Presiden mengomentari kasus dugaan Novanto meminta saham dengan menjual jabatan dirinya dan Jusuf Kalla.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan