Jakarta: Politikus Partai Demokrat, Bambang Purwanto, mendukung usulan pengujian pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) di kampus. Menurut Bambang, penilaian debat oleh akademisi bakal mengorek wawasan dan pengetahuan calon pemimpin.
“Sangat setuju (capres-cawapres diuji di kampus). Sudah waktunya capres-cawapres diuji oleh akademisi. Syaratnya, akademisi yang netral, jangan pula pesanan,” kata Bambang saat dihubungi, Kamis, 16 Maret 2023.
Anggota Komisi IV DPR itu mengatakan visi dan misi para calon dapat diuji secara gamblang melalui debat di lingkungan kampus. Jika para calon tak mau, maka kesiapan mereka mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 patut diragukan.
“Kalau ada capres-cawapres tidak siap (jadi capres-cawapres), pasti tidak berani tampil di kampus,” tegasnya.
Di sisi lain, dia mengatakan Koalisi Perubahan yang beranggotakan Partai NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah memiliki visi dan misi untuk diberikan kepada masyarakat. Pihaknya tak ragu jika calonnya diuji di kampus.
“Kami sudah mengusung tema 'Perubahan dan Perbaikan'” ujarnya.
Sejumlah pengamat dan akademisi sepakat dengan usulan tersebut. Pengujian di kampus lebih efektif mengeksplorasi wawasan, pemikiran, dan pengetahuan para kandidat.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menyebut pergururuan tinggi dapat membedah alam pikiran para kandidat terhadap masa depan Indonesia.
"Saya kira ke depan harus ada forum terbuka yang mempertemukan para kandidat untuk membicarakan apa yang mereka bayangkan soal Indonesia masa depan, apa yang kandidat ingin perjuangkan untuk Indonesia," kata Arya.
Adapun, Direktur Eksekutif Lembaga Populi Center Afrimadona menilai pengujian capres-cawapres di kampus-kampus lebih rasional. Sebab, hal tersebut bisa menguji wawasan, pemikiran dan pengetahuan para kandidat.
"Ini sebenarnya juga sesuatu yang lazim dilakukan di negara demokrasi maju. Di Amerika Serikat, misalnya, debat-debat capres biasa diadakan di kampus-kampus," kata Afrimadona.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Politikus Partai Demokrat, Bambang Purwanto, mendukung usulan pengujian pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (
capres-cawapres) di kampus. Menurut Bambang, penilaian debat oleh akademisi bakal mengorek wawasan dan pengetahuan calon pemimpin.
“Sangat setuju (capres-cawapres diuji di kampus). Sudah waktunya capres-cawapres diuji oleh akademisi. Syaratnya, akademisi yang netral, jangan pula pesanan,” kata Bambang saat dihubungi, Kamis, 16 Maret 2023.
Anggota Komisi IV DPR itu mengatakan visi dan misi para calon dapat diuji secara gamblang melalui
debat di lingkungan kampus. Jika para calon tak mau, maka kesiapan mereka mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden (
Pilpres) 2024 patut diragukan.
“Kalau ada capres-cawapres tidak siap (jadi capres-
cawapres), pasti tidak berani tampil di kampus,” tegasnya.
Di sisi lain, dia mengatakan Koalisi Perubahan yang beranggotakan Partai NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah memiliki visi dan misi untuk diberikan kepada masyarakat. Pihaknya tak ragu jika calonnya diuji di kampus.
“Kami sudah mengusung tema 'Perubahan dan Perbaikan'” ujarnya.
Sejumlah pengamat dan akademisi sepakat dengan usulan tersebut. Pengujian di kampus lebih efektif mengeksplorasi wawasan, pemikiran, dan pengetahuan para kandidat.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menyebut pergururuan tinggi dapat membedah alam pikiran para kandidat terhadap masa depan Indonesia.
"Saya kira ke depan harus ada forum terbuka yang mempertemukan para kandidat untuk membicarakan apa yang mereka bayangkan soal Indonesia masa depan, apa yang kandidat ingin perjuangkan untuk Indonesia," kata Arya.
Adapun, Direktur Eksekutif Lembaga Populi Center Afrimadona menilai pengujian capres-cawapres di kampus-kampus lebih rasional. Sebab, hal tersebut bisa menguji wawasan, pemikiran dan pengetahuan para kandidat.
"Ini sebenarnya juga sesuatu yang lazim dilakukan di negara demokrasi maju. Di Amerika Serikat, misalnya, debat-debat capres biasa diadakan di kampus-kampus," kata Afrimadona.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)