Jakarta: Pengajar ilmu politik pada Universitas Indonesia Aditya Perdana menilai koalisi gemuk yang mungkin akan terjadi di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa diimbangi dengan suara kritis masyarakat sipil. Ia menilai karekter partai politik di Indonesia tidak sepenuhnya mampu menjadi oposisi yang baik.
"Kalau pun nanti ada satu atau dua partai di luar pemerintaha maka publik justru berharap banyak sama masyarakat sipil, akademisi yang terus kritis yang kemudian pemerintah dalam hal ini presiden nanti bisa menerima juga dan tidak berlaku keras," kata Aditya saat dihubungi, Kamis, 25 April 2024.
Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting itu juga berharap partai politik yang ada di dalam pemerintahan bisa memainkan peran memberikan masukan dan kritik terhadap kebijakan. Kritik dari masyarakat harus diperkuat untuk melakukan check and balances terhadap roda kekuasaan sehingga demokrasi akan menjadi lebih kuat.
"Tapi yang diharapkan itu mereka tetap bisa mendengar suara-suara kritikan masyarakat dan bisa membawa ke dalam koalisi di dalam untik mengingatkan presiden nantinya," kata dia.
Ia memprediksi akan terjadi koalisi dominan di dalam pemerintahan Prabowo-Gibran. Faktornya, kata dia, dilihat dari latar belakang partai politik di Indonesia yang tidak memiliki tradisi menjadi oposisi.
"Kalau bicara PDI Perjuangan misalnya. Ini kan masih panas (hubungan Jokowi-Megawati). Kalau nanti sudah adem, bisa saja masuk ke pemerintahan, di tahun selanjutnya bisa saja," kata dia.
Jakarta: Pengajar ilmu politik pada Universitas Indonesia Aditya Perdana menilai koalisi gemuk yang mungkin akan terjadi di pemerintahan
Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa diimbangi dengan suara kritis masyarakat sipil. Ia menilai karekter partai politik di Indonesia tidak sepenuhnya mampu menjadi oposisi yang baik.
"Kalau pun nanti ada satu atau dua partai di luar pemerintaha maka publik justru berharap banyak sama masyarakat sipil, akademisi yang terus kritis yang kemudian pemerintah dalam hal ini presiden nanti bisa menerima juga dan tidak berlaku keras," kata Aditya saat dihubungi, Kamis, 25 April 2024.
Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting itu juga berharap
partai politik yang ada di dalam pemerintahan bisa memainkan peran memberikan masukan dan kritik terhadap kebijakan. Kritik dari masyarakat harus diperkuat untuk melakukan
check and balances terhadap roda kekuasaan sehingga demokrasi akan menjadi lebih kuat.
"Tapi yang diharapkan itu mereka tetap bisa mendengar suara-suara kritikan masyarakat dan bisa membawa ke dalam koalisi di dalam untik mengingatkan presiden nantinya," kata dia.
Ia memprediksi akan terjadi koalisi dominan di dalam pemerintahan
Prabowo-Gibran. Faktornya, kata dia, dilihat dari latar belakang partai politik di Indonesia yang tidak memiliki tradisi menjadi oposisi.
"Kalau bicara PDI Perjuangan misalnya. Ini kan masih panas (hubungan Jokowi-Megawati). Kalau nanti sudah adem, bisa saja masuk ke pemerintahan, di tahun selanjutnya bisa saja," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)