Jakarta: Eks kader Partai Demokrat Darmizal menegaskan Moeldoko tidak tahu menahu soal penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB). Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu baru terlibat pada hari pertama penyelenggaraan KLB.
"(Keterlibatan) Bapak Moeldoko sampai dengan tanggal 5 Maret sore baru menyatakan kesediaannya menjadi caketum (calon ketua umum), dan itu pun dalam keadaan kekagetan," kata Darmizal di Mall Bellagio, Kuningan, Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.
Dia memastikan sebelumnya tidak ada pembicaraan masalah KLB dengan Moeldoko. Darmizal menyebut pertemuan di Hotel Aston, Kuningan, Jakarta, pada Januari 2021, bukan membahas KLB.
Pertemuan membahas program bantuan bencana di Kalimantan Selatan. Namun, DPP justru menuding pertemuan sebagai upaya kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
(Baca: Diam-diam Kubu Moeldoko Serahkan Hasil KLB Ke Kemenkumham)
"Apa yang menjadi diskusi kecil-kecil ini meledak menjadi konferensi pers yang disebut dagelan kudeta, pengambilalihan kekuasaan ketua umum Partai Demokrat," ungkap dia.
Selain itu, dia menegaskan hasil KLB yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum) sah. Sebab, penyelenggaraan didukung pemilik suara di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
Dia meyakini Moeldoko sosok yang tepat memimpin Demokrat. Demokrat diyakini lebih baik dari kepengurusan sebelumnya.
"Demokrat pascakongres luar biasa kembali menjadi partai yang disenangi rakyat, rumah bagi semua orang, partai yang terbuka, modern, akuntabel, santun, cerdas, dan tangkas," ujar dia.
Jakarta: Eks kader
Partai Demokrat Darmizal menegaskan
Moeldoko tidak tahu menahu soal penyelenggaraan Kongres Luar Biasa (KLB). Kepala Staf Kepresidenan (KSP) itu baru terlibat pada hari pertama penyelenggaraan KLB.
"(Keterlibatan) Bapak Moeldoko sampai dengan tanggal 5 Maret sore baru menyatakan kesediaannya menjadi caketum (calon ketua umum), dan itu pun dalam keadaan kekagetan," kata Darmizal di Mall Bellagio, Kuningan, Jakarta, Selasa, 9 Maret 2021.
Dia memastikan sebelumnya tidak ada pembicaraan masalah KLB dengan Moeldoko. Darmizal menyebut pertemuan di Hotel Aston, Kuningan, Jakarta, pada Januari 2021, bukan membahas KLB.
Pertemuan membahas program bantuan bencana di Kalimantan Selatan. Namun, DPP justru menuding pertemuan sebagai upaya kudeta kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
(Baca:
Diam-diam Kubu Moeldoko Serahkan Hasil KLB Ke Kemenkumham)
"Apa yang menjadi diskusi kecil-kecil ini meledak menjadi konferensi pers yang disebut dagelan kudeta, pengambilalihan kekuasaan ketua umum Partai Demokrat," ungkap dia.
Selain itu, dia menegaskan hasil KLB yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum (Ketum) sah. Sebab, penyelenggaraan didukung pemilik suara di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).
Dia meyakini Moeldoko sosok yang tepat memimpin Demokrat. Demokrat diyakini lebih baik dari kepengurusan sebelumnya.
"Demokrat pascakongres luar biasa kembali menjadi partai yang disenangi rakyat, rumah bagi semua orang, partai yang terbuka, modern, akuntabel, santun, cerdas, dan tangkas," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)