medcom.id, Jakarta: Pancasila jangan hanya menjadi simbol yang diucapkan. Namun butir dan sila pada dasar negara itu harus diimplementasikan.
"Kalau dulu kan disebut pengamalan. Menurut saya zaman sekarang masih relevan. Kita ini amalkan Pancasila ini jangan hanya diucapkan, tapi dilakukan juga," kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/6/2015).
Saat ini, kata Fadli, Pancasila belum diamalkan dengan baik. Misalnya, beragam perbedaan identitas seperti suku, ras dan agama justru jadi tembok dalam menjalin persatuan dan kesatuan Indonesia. Padahal, persatuan dan kesatuan yang didasarkan pada keberagaman merupakan pedoman dan cita-cita pendiri negara.
"Padahal, kebhinekaan itu sudah tekandung di Pancasila. Itu kan ada pada sila ke-3 Persatuan Indonesia. Dari lambang-lambang yang ada, kebhinnekaan itu satu keniscayaan. Dan kalau enggak ada kebhinnekaan itu tidak ada Pancasila," papar Wakil Ketua Umum Gerindra itu.
Dia berharap, dasar dan cita-cita bangsa yang muncul dari tradisi serta budaya demokrasi Indonesia tidak dilupakan. Sebagai bangsa dan negara, Indonesia harus berbangga dengan Pancasila.
Fadli mengaku bangga dengan pendiri bangsa Indonesia yang melahirkan Pancasila. Pedoman dan cita-cita bangsa Indonesia sudah termaktub di lima poin Pancasila.
"Suatu penemuan yang briliant. Itu kan pedoman mencapai kebahagian, kesejahteraan, kedamaian dan kemerdekaan. Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman yang benar. Kalau pedoman itu salah, kita tidak dapat mencapai cita-cita luhur bangsa," jelas dia.
medcom.id, Jakarta: Pancasila jangan hanya menjadi simbol yang diucapkan. Namun butir dan sila pada dasar negara itu harus diimplementasikan.
"Kalau dulu kan disebut pengamalan. Menurut saya zaman sekarang masih relevan. Kita ini amalkan Pancasila ini jangan hanya diucapkan, tapi dilakukan juga," kata Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/6/2015).
Saat ini, kata Fadli, Pancasila belum diamalkan dengan baik. Misalnya, beragam perbedaan identitas seperti suku, ras dan agama justru jadi tembok dalam menjalin persatuan dan kesatuan Indonesia. Padahal, persatuan dan kesatuan yang didasarkan pada keberagaman merupakan pedoman dan cita-cita pendiri negara.
"Padahal, kebhinekaan itu sudah tekandung di Pancasila. Itu kan ada pada sila ke-3 Persatuan Indonesia. Dari lambang-lambang yang ada, kebhinnekaan itu satu keniscayaan. Dan kalau enggak ada kebhinnekaan itu tidak ada Pancasila," papar Wakil Ketua Umum Gerindra itu.
Dia berharap, dasar dan cita-cita bangsa yang muncul dari tradisi serta budaya demokrasi Indonesia tidak dilupakan. Sebagai bangsa dan negara, Indonesia harus berbangga dengan Pancasila.
Fadli mengaku bangga dengan pendiri bangsa Indonesia yang melahirkan Pancasila. Pedoman dan cita-cita bangsa Indonesia sudah termaktub di lima poin Pancasila.
"Suatu penemuan yang briliant. Itu kan pedoman mencapai kebahagian, kesejahteraan, kedamaian dan kemerdekaan. Pancasila harus dijadikan sebagai pedoman yang benar. Kalau pedoman itu salah, kita tidak dapat mencapai cita-cita luhur bangsa," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KRI)