medcom.id, Jakarta: Kisruh yang menggerogoti Partai Golkar tak berkesudahan. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) seolah kembali memantik api perselisihan.
Putusan mencabut berlakunya SK Menkumham yang mengesahkan kepengurusan kubu Agung Laksono. Tak terima, banding dilayangkan pengurus Partai Golkar versi Munas Ancol ini.
Kedua kubu seolah enggan berdamai. Kisruh ini akhirnya mengusik Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla. Sang Juru Damai memutuskan untuk turun tangan.
JK sempat memberikan saran agar Golkar tak ribut melulu. Namun, pengaruh tokoh yang ikut mendamaikan Aceh dan Ambon ini mulai terasa setelah kubu Agung Laksono sowan selepas membuka Rapimnas Partai Golkar Selasa (19/5) lalu. Kubu Agung seolah melunak demi kepentingan kader daerah untuk ikut pilkada serentak.
"Kemarin juga sebagai senior Golkar saya kan bantu. Pokoknya Insya Allah selesai lah, dalam artian untuk ikut pilkada," kata JK saat ditanya mengenai pertemuan dengan Agung Laksono di Kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).
JK tak ingin Golkar absen dalam pilkada serentak. Pria asal Makassar itu menyorot karier politik kader-kader daerah yang terganggu dengan perseteruan pimpinan partai di pusat. Pilkada adalah harga mati yang harus diikuti partai berlambang beringin itu.
Tak disangka, kubu Agung Laksono menawarkan islah dengan syarat khusus kepada kubu Aburizal Ical Bakrie. Agung seolah tak mementingkan lagi kepengurusan. Senada dengan JK, Agung hanya ingin kader di daerah bisa berpartisipasi dalam pilkada serentak ini.
Saat ditanya mengenai peran JK dengan melunaknya Agung Laksono, JK enggan mengaku. Keikutsertaan Golkar dalam pilkada menjadi fokus Wakil Presiden RI ini.
"Sudahlah, tak usah ditanya. Pokoknya pilkada Golkar boleh (ikut serta), kita selesaikan," tegas JK.
Perdamaian harus dicapai terlebih dahulu agar Golkar bisa ambil bagian dalam pilkada serentak. Orang nomor dua di republik ini pun enggan berbagi cara yang akan ditempuh untuk mendamaikan kedua kubu.
Seolah memiliki jurus andalan, JK percaya bisa mendamaikan perselisihan yang telah menggerogoti partai berlambang beringin ini.
"Nantilah, kalau sudah disetujui baru saya ceritakan," kata pria asal Makassar ini sembari tersenyum.
medcom.id, Jakarta: Kisruh yang menggerogoti Partai Golkar tak berkesudahan. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) seolah kembali memantik api perselisihan.
Putusan mencabut berlakunya SK Menkumham yang mengesahkan kepengurusan kubu Agung Laksono. Tak terima, banding dilayangkan pengurus Partai Golkar versi Munas Ancol ini.
Kedua kubu seolah enggan berdamai. Kisruh ini akhirnya mengusik Mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla. Sang Juru Damai memutuskan untuk turun tangan.
JK sempat memberikan saran agar Golkar tak ribut melulu. Namun, pengaruh tokoh yang ikut mendamaikan Aceh dan Ambon ini mulai terasa setelah kubu Agung Laksono sowan selepas membuka Rapimnas Partai Golkar Selasa (19/5) lalu. Kubu Agung seolah melunak demi kepentingan kader daerah untuk ikut pilkada serentak.
"Kemarin juga sebagai senior Golkar saya kan bantu. Pokoknya Insya Allah selesai lah, dalam artian untuk ikut pilkada," kata JK saat ditanya mengenai pertemuan dengan Agung Laksono di Kantor Wakil Presiden, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).
JK tak ingin Golkar absen dalam pilkada serentak. Pria asal Makassar itu menyorot karier politik kader-kader daerah yang terganggu dengan perseteruan pimpinan partai di pusat. Pilkada adalah harga mati yang harus diikuti partai berlambang beringin itu.
Tak disangka, kubu Agung Laksono menawarkan islah dengan syarat khusus kepada kubu Aburizal Ical Bakrie. Agung seolah tak mementingkan lagi kepengurusan. Senada dengan JK, Agung hanya ingin kader di daerah bisa berpartisipasi dalam pilkada serentak ini.
Saat ditanya mengenai peran JK dengan melunaknya Agung Laksono, JK enggan mengaku. Keikutsertaan Golkar dalam pilkada menjadi fokus Wakil Presiden RI ini.
"Sudahlah, tak usah ditanya. Pokoknya pilkada Golkar boleh (ikut serta), kita selesaikan," tegas JK.
Perdamaian harus dicapai terlebih dahulu agar Golkar bisa ambil bagian dalam pilkada serentak. Orang nomor dua di republik ini pun enggan berbagi cara yang akan ditempuh untuk mendamaikan kedua kubu.
Seolah memiliki jurus andalan, JK percaya bisa mendamaikan perselisihan yang telah menggerogoti partai berlambang beringin ini.
"Nantilah, kalau sudah disetujui baru saya ceritakan," kata pria asal Makassar ini sembari tersenyum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)