Politikus PAN Hanafi Rais. Foto: Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto
Politikus PAN Hanafi Rais. Foto: Medcom.id/Theofilus Ifan Sucipto

Hanafi Rais Hanya Ingin Rekonsiliasi Bukan Jabatan

Anggi Tondi Martaon • 07 Mei 2020 13:50
Jakarta: Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Hanafi Rais dianggap tidak puas dengan jabatan wakil ketua umum (waketum) Partai Amanat Nasional (PAN) yang diberikan kepadanya. Namun, putra sulung pendiri PAN Amien Rais itu disebut hanya ingin rekonsiliasi pasca-Kongres ke-5 PAN Februari 2020.
 
"Kan bagi Hanafi bukan jadi pengurus, tapi rekonsiliasi. Kalau dia sendiri yang masuk di dalam malah enggak baik," kata salah satu pendiri PAN Putra Jaya Husin kepada Medcom.id, Kamis, 7 Mei 2020.
 
Menurut dia, setelah pemilihan ketua umum (ketum) PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara, Hanafi menjadi salah satu pihak yang netral. Dia menjadi penghubung antara kedua kubu yang berkompetisi.

"Dia memposisikan di tengah dan berusaha untuk terjadi rekonsiliasi," ungkap dia.
 
Namun, upaya rekonsiliasi gagal. Putra Jaya tak heran Hanafi lebih memilih mundur dari jabatannya. Dia menilai keputusan Hanafi mundur sudah tepat.
 
Hal senada juga disampaikan oleh pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin. Dia menyebut Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) perlu mengakomodasi rivalnya di kongres dalam kepengurusan 2020-2025.
 
"Kalau hanya Hanafi justru itu hanya memecah belah. Ayahnya dibuang tapi anaknya diambil," kata Ujang.
 
Baca: PAN Hormati Keputusan Hanafi jika Ingin Mundur
 
Menurut dia, Amien Rais akan rugi dua kali jika Hanafi tetap bertahan. Selain kalah, Hanafi yang merupakan sosok sentral diambil kubu Zulhas.
 
"Oleh karena itu wajar Hanafi memundurkan diri. Memberikan dukungan moral kepada ayahnya," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan