medcom.id, Jakarta: Memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se-dunia, Presiden Joko Widodo meminta kepolisian berbenah. Pasalnya, masyarakat masih menilai penegakkan hukum oleh kepolisian kurang objektif.
"Saya tahu polisi paling banyak diadukan warga ke Komnas HAM. Perlu upaya konkret melakukan pembenahan kepolisian dengan perspektif HAM," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (11/12/2015).
Jokowi juga mengapresiasi Polres Jakarta Utara yang meluncurkan program berbasis HAM dengan mengintegrasikan penindakan quick response aplikasi Command Center Polres 'Si Pokdar' terhadap laporan masyarakat di aplikasi Qlue. Dia berharap hal serupa dapat diterapkan oleh Polres lainnya.
"Saya menghargai, saya mengapresiasi, Polres Jakut yang serius mengupayakan penegakan HAM di lingkungannya. Kami butuh kehadiran polisi yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyadari masih banyak masalah pelanggaran HAM yang harus diselesaikan. Baik konflik agraria, pemenuhan hak masyarakat adat, pemenuhan hak atas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat serta pemenuhan hak-hak dasar bagi kelompok terpinggirkan atau penyandang disabilitas. Menurut Jokowi, dibutuhkan keberanian dan ketegasan untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut.
"Sekali lagi punya keberanian untuk melakukan rekonsiliaasi atau mencari terobosan penyelesaian melalui jalur-jalur yudisial maupun non yudisial," imbuh dia.
Diakhir sambutannya, Jokowi meminta seluruh jajaran pemerintahan mengupayakan penyelesaian masalah HAM masa lalu. "Saya ingin tegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung semua usaha pemenuhan hak asasi manusia di Tanah Air," ujarnya.
medcom.id, Jakarta: Memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se-dunia, Presiden Joko Widodo meminta kepolisian berbenah. Pasalnya, masyarakat masih menilai penegakkan hukum oleh kepolisian kurang objektif.
"Saya tahu polisi paling banyak diadukan warga ke Komnas HAM. Perlu upaya konkret melakukan pembenahan kepolisian dengan perspektif HAM," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta, Jumat (11/12/2015).
Jokowi juga mengapresiasi Polres Jakarta Utara yang meluncurkan program berbasis HAM dengan mengintegrasikan penindakan quick response aplikasi Command Center Polres 'Si Pokdar' terhadap laporan masyarakat di aplikasi Qlue. Dia berharap hal serupa dapat diterapkan oleh Polres lainnya.
"Saya menghargai, saya mengapresiasi, Polres Jakut yang serius mengupayakan penegakan HAM di lingkungannya. Kami butuh kehadiran polisi yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyadari masih banyak masalah pelanggaran HAM yang harus diselesaikan. Baik konflik agraria, pemenuhan hak masyarakat adat, pemenuhan hak atas pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat serta pemenuhan hak-hak dasar bagi kelompok terpinggirkan atau penyandang disabilitas. Menurut Jokowi, dibutuhkan keberanian dan ketegasan untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut.
"Sekali lagi punya keberanian untuk melakukan rekonsiliaasi atau mencari terobosan penyelesaian melalui jalur-jalur yudisial maupun non yudisial," imbuh dia.
Diakhir sambutannya, Jokowi meminta seluruh jajaran pemerintahan mengupayakan penyelesaian masalah HAM masa lalu. "Saya ingin tegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung semua usaha pemenuhan hak asasi manusia di Tanah Air," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)