Jakarta: Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut mobilnya dinasnya kerap mogok. Ia bahkan kerap menggunakan kendaraan pribadi untuk beraktivitas sebagai pembantu Presiden Joko Widodo.
"Mendadak 'sek'. Ya enggak apa-apa, namanya mobil lama. Mobil baru merek apa pun kalau sudah di atas 5 tahun pasti akan sama," kata Tjahjo di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 26 Agustus 2019.
Tjahjo menjelaskan biaya perbaikan mobil lebih mahal ketimbang membeli mobil baru. Angka lebih tinggi muncul ketika diakumulasikan dari biaya perbaikan AC, rem, ban, dan lain-lain.
"Ya mobil kan sudah sepuluh tahun, kalau rusak diperbaiki. Tapi katanya biro umum kantor kami, biaya perbaikan ternyata mahal," beber politikus PDI Perjuangan itu.
Baca: Penggantian Mobil Dinas Menteri Dinilai Wajar
Rencana penggantian mobil dinas untuk pejabat negara pernah mengemuka di awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Namun rencana tersebut ditolak Presiden lantaran mobil dinas bekas era Susilo Bambang Yudhoyono itu masih layak digunakan.
"Awal-awal Pak Jokowi kan juga ribut, terus akhirnya dicek Pak Jokowi masih layak, ya masih layak, termasuk mobil Presiden pun," pungkas Tjahjo.
Mobil dinas baru menteri Jokowi nantinya bermerek Toyota Crown Hybrid. Sedangkan Jokowi akan memakai Mercedes Benz S600 Guard di periode keduanya. Mobil dinas baru itu diklaim ramah lingkungan.
Baca: Jokowi Pakai Mobil Dinas Baru di Periode Kedua
Dalam laman resmi Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE), dana pagu yang disiapkan pemerintah sebesar Rp152,5 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sedangkan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp147,3 miliar.
Sebanyak 41 perusahaan mengikuti tender pengadaan mobil dinas baru tersebut. Di antaranya PT Agung Automall, PT Astra Internasional Tbk-Tso, PT News Ratna Motor, PT Hadji Kalla.
Namun, tender dimenangkan PT Astra Internasional Tbk-Tso dengan nilai harga Rp147,2 miliar. Untuk mobil Presiden dipesan dari Mercedes Indonesia.
Jakarta: Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyebut mobilnya dinasnya kerap mogok. Ia bahkan kerap menggunakan kendaraan pribadi untuk beraktivitas sebagai pembantu Presiden Joko Widodo.
"Mendadak 'sek'. Ya enggak apa-apa, namanya mobil lama. Mobil baru merek apa pun kalau sudah di atas 5 tahun pasti akan sama," kata Tjahjo di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 26 Agustus 2019.
Tjahjo menjelaskan biaya perbaikan mobil lebih mahal ketimbang membeli mobil baru. Angka lebih tinggi muncul ketika diakumulasikan dari biaya perbaikan AC, rem, ban, dan lain-lain.
"Ya mobil kan sudah sepuluh tahun, kalau rusak diperbaiki. Tapi katanya biro umum kantor kami, biaya perbaikan ternyata mahal," beber politikus PDI Perjuangan itu.
Baca: Penggantian Mobil Dinas Menteri Dinilai Wajar
Rencana penggantian mobil dinas untuk pejabat negara pernah mengemuka di awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Namun rencana tersebut ditolak Presiden lantaran mobil dinas bekas era Susilo Bambang Yudhoyono itu masih layak digunakan.
"Awal-awal Pak Jokowi kan juga ribut, terus akhirnya dicek Pak Jokowi masih layak, ya masih layak, termasuk mobil Presiden pun," pungkas Tjahjo.
Mobil dinas baru menteri Jokowi nantinya bermerek Toyota Crown Hybrid. Sedangkan Jokowi akan memakai Mercedes Benz S600 Guard di periode keduanya. Mobil dinas baru itu diklaim ramah lingkungan.
Baca: Jokowi Pakai Mobil Dinas Baru di Periode Kedua
Dalam laman resmi Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE), dana pagu yang disiapkan pemerintah sebesar Rp152,5 miliar bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sedangkan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp147,3 miliar.
Sebanyak 41 perusahaan mengikuti tender pengadaan mobil dinas baru tersebut. Di antaranya PT Agung Automall, PT Astra Internasional Tbk-Tso, PT News Ratna Motor, PT Hadji Kalla.
Namun, tender dimenangkan PT Astra Internasional Tbk-Tso dengan nilai harga Rp147,2 miliar. Untuk mobil Presiden dipesan dari Mercedes Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)