medcom.id, Jakarta: Komisi I DPR RI telah selesai menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap 23 calon Duta Besar Republik Indonesia untuk negara sahabat. Dari 23 nama calon tersebut, satu nama yakni Ikrar Nusa Bakti dinilai tak layak menjadi calon Duta Besar Republik Indonesia oleh Partai Demokrat dan Partai Gerindra.
"Memang ada catatan sedikit buat pak Ikrar. Catatan dari teman-teman Demokrat dan Gerindra yang dianggap tidak layak untuk menduduki pos duta besar Tunisia," ujar Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Andreas mengatakan, catatan penolakan yang diberikan Demokrat dan Gerindra itu akan dilampirkan pada hasil keputusan.
"Memang tadi malam terkait pak Ikrar belum ada kesepakatan bulat. Rapat memutuskan agar memberikan catatan, silakan dilampirkan keputusan partai. Artinya dua fraksi ini bisa melampirkan catatan calon dubes ini," kata dia.
Politikus PDI Perjuangan ini berharap penolakan terhadap Ikrar bukan didasarkan persoalan pribadi semata. Pasalnya, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu memang terkenal kritis dengan kebijakan partai yang ada di Indonesia.
"Saya harap tidak, karena pak Ikrar pada kami (PDIP) juga kritis dan ke pemerintah juga dia kritis, dia seorang akademisi. Saya yakin ketika dia ditunjuk menjadi dubes dirinya bisa menempati diri," kata dia.
Berikut 23 nama calon dubes Republik Indonesia yang diajukan Pemerintah ke DPR:
1. Tokyo: Arifin Tasrif
2. Athena: Ferry Adamhar
3. Bogota: Priyo Iswanto
4. Canberra: Kristiarto Legowo
5. Dili: Sahat Sitorus
6. Jenewa: Hasan Kleib
7. Kabul: Mayjen Dr. Ir. Arief Rachman
8. Kolombo: Ngurah Ardiyasa
9. Kiev: Prof Dr Yuddy Chrisnandi
10. Manama: Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma: Esti Andayani
12. Seoul: Umar Hadi
13. Wina: Darmansjah Djumala
14. New Delhi: Arto Suryo-di-puro
15. Dhaka: Rina Soemarno
16. Amman: Andy Rachmianto
17. Bratislava: Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salam: Prof. Radar Pardede
19. Wellington: Tantowi Yahya
20. Zagreb: Komjen (pol) Sjahroedin
21. Astana: Rachmat Pramono
22. Tunis: Ikrar Nusa Bakti
23. Kuala Lumpur: Rusdi Kirana
<iframe class="embedv" width="560" height="315" src="https://www.medcom.id/embed/8N0YZxdb" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
medcom.id, Jakarta: Komisi I DPR RI telah selesai menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap 23 calon Duta Besar Republik Indonesia untuk negara sahabat. Dari 23 nama calon tersebut, satu nama yakni Ikrar Nusa Bakti dinilai tak layak menjadi calon Duta Besar Republik Indonesia oleh Partai Demokrat dan Partai Gerindra.
"Memang ada catatan sedikit buat pak Ikrar. Catatan dari teman-teman Demokrat dan Gerindra yang dianggap tidak layak untuk menduduki pos duta besar Tunisia," ujar Anggota Komisi I DPR RI Andreas Hugo Pareira di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Andreas mengatakan, catatan penolakan yang diberikan Demokrat dan Gerindra itu akan dilampirkan pada hasil keputusan.
"Memang tadi malam terkait pak Ikrar belum ada kesepakatan bulat. Rapat memutuskan agar memberikan catatan, silakan dilampirkan keputusan partai. Artinya dua fraksi ini bisa melampirkan catatan calon dubes ini," kata dia.
Politikus PDI Perjuangan ini berharap penolakan terhadap Ikrar bukan didasarkan persoalan pribadi semata. Pasalnya, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) itu memang terkenal kritis dengan kebijakan partai yang ada di Indonesia.
"Saya harap tidak, karena pak Ikrar pada kami (PDIP) juga kritis dan ke pemerintah juga dia kritis, dia seorang akademisi. Saya yakin ketika dia ditunjuk menjadi dubes dirinya bisa menempati diri," kata dia.
Berikut 23 nama calon dubes Republik Indonesia yang diajukan Pemerintah ke DPR:
1. Tokyo: Arifin Tasrif
2. Athena: Ferry Adamhar
3. Bogota: Priyo Iswanto
4. Canberra: Kristiarto Legowo
5. Dili: Sahat Sitorus
6. Jenewa: Hasan Kleib
7. Kabul: Mayjen Dr. Ir. Arief Rachman
8. Kolombo: Ngurah Ardiyasa
9. Kiev: Prof Dr Yuddy Chrisnandi
10. Manama: Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma: Esti Andayani
12. Seoul: Umar Hadi
13. Wina: Darmansjah Djumala
14. New Delhi: Arto Suryo-di-puro
15. Dhaka: Rina Soemarno
16. Amman: Andy Rachmianto
17. Bratislava: Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salam: Prof. Radar Pardede
19. Wellington: Tantowi Yahya
20. Zagreb: Komjen (pol) Sjahroedin
21. Astana: Rachmat Pramono
22. Tunis: Ikrar Nusa Bakti
23. Kuala Lumpur: Rusdi Kirana
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(FZN)