medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengakui kinerja pemerintahan belum sempurna dalam tiga tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kala. Ia meminta semua pihak tak menjegal langkah pemerintah karena arah kebijakan sangat jelas.
"Saya minta jangan digergaji. Kita harus jadi bangsa yang matang, beri kesempatan
pemimpin untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Kritik boleh saja, tapi yang membangun, jangan yang merusak," tegas Luhut di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta Pusat, Rabu 18 Oktober 2017.
Tiga tahun memang bukan waktu yang cukup menyelesaikan masalah di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang belum mencapai 6 persen bukan persoalan karena koridor yang diformulasikan pemerintah sudah tepat. Luhut yakin rapor Presiden Jokowi akan baik dan pertumbuhan berada di kisaran 5,2 persen pada akhir 2017.
Di luar itu, Luhut mengklaim Jokowi telah menunjukkan keteladanan. Ia mencontohkan relasi antara Kepala Negara dan para menteri. Tidak ada kepentingan berseberangan antarkomponen. Semuanya dirumuskan bersama agar hasilnya bisa dinikmati seluruh lapisan warga.
"Presiden Joko Widodo, sepanjang yang saya tahu tidak ada conflict of interest. Dari dulu begitu, yang beda Presiden Jokowi sekarang lebih pintar," tegas Luhut.
Luhut memaparkan bagaimana pemerintahan yang masih bekerja tiga tahun menggerakkan perekonomian nasional. Salah satunya melalui sektor maritim yang memiliki potensi ekonomi USD1,33 triliun. Pemerintah saat ini sangat peduli dengan sektor perikanan, karena sektor ekonomi lainnya cenderung turun.
Sementara pemerintah sebelumnya belum terlalu konsern pada ceruk ekonomi itu. Untuk saat ini, itu bisa jadi solusi.
"Ini potensi yang harus kita kembangkan untuk kemajuan Indonesia," jelas luhut.
Sepakat dengan Menko, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengamini pentingnya sektor kelautan. "Khususnya di pangan, sektor kelautan punya potensi besar," kata Teten.
medcom.id, Jakarta: Menteri Koordinator Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengakui kinerja pemerintahan belum sempurna dalam tiga tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kala. Ia meminta semua pihak tak menjegal langkah pemerintah karena arah kebijakan sangat jelas.
"Saya minta jangan digergaji. Kita harus jadi bangsa yang matang, beri kesempatan
pemimpin untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Kritik boleh saja, tapi yang membangun, jangan yang merusak," tegas Luhut di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta Pusat, Rabu 18 Oktober 2017.
Tiga tahun memang bukan waktu yang cukup menyelesaikan masalah di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang belum mencapai 6 persen bukan persoalan karena koridor yang diformulasikan pemerintah sudah tepat. Luhut yakin rapor Presiden Jokowi akan baik dan pertumbuhan berada di kisaran 5,2 persen pada akhir 2017.
Di luar itu, Luhut mengklaim Jokowi telah menunjukkan keteladanan. Ia mencontohkan relasi antara Kepala Negara dan para menteri. Tidak ada kepentingan berseberangan antarkomponen. Semuanya dirumuskan bersama agar hasilnya bisa dinikmati seluruh lapisan warga.
"Presiden Joko Widodo, sepanjang yang saya tahu tidak ada conflict of interest. Dari dulu begitu, yang beda Presiden Jokowi sekarang lebih pintar," tegas Luhut.
Luhut memaparkan bagaimana pemerintahan yang masih bekerja tiga tahun menggerakkan perekonomian nasional. Salah satunya melalui sektor maritim yang memiliki potensi ekonomi USD1,33 triliun. Pemerintah saat ini sangat peduli dengan sektor perikanan, karena sektor ekonomi lainnya cenderung turun.
Sementara pemerintah sebelumnya belum terlalu konsern pada ceruk ekonomi itu. Untuk saat ini, itu bisa jadi solusi.
"Ini potensi yang harus kita kembangkan untuk kemajuan Indonesia," jelas luhut.
Sepakat dengan Menko, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mengamini pentingnya sektor kelautan. "Khususnya di pangan, sektor kelautan punya potensi besar," kata Teten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)