Politik Identitas Dinilai Bakal Jadi Tantangan Besar dalam Kontestasi Pemilu
Candra Yuri Nuralam • 30 Oktober 2022 11:54
Jakarta: Sejumlah tantangan bangsa diyakini bakal muncul menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Salah satunya, politik identitas.
"Jadi sebenarnya, tantangan ke depan itu selain bagaimana menjawab tantangan ekonomi, inovasi, kebebasan sipil, yang harus tetap dijaga adalah politik identitas," kata Co Founder Total Politik Budi Adiputro dalam acara Dialog Sumpah Pemuda 2022 bertema Muda Memilah Memilih yang disiarkan di kanal YouTube Medcom.id, Minggu, 30 Oktober 2022.
Budi mengatakan politik identitas merupakan sebuah fenomena di mana seseorang bakal mendukung satu pihak yang beragama, suku, maupun organisasi yang sama. Terkadang, politik identitas ini menyalahkan pihak lain yang dinilai tidak sejalan dengan keyakinannya.
"Yang menjadi tantangan adalah bahwa politik identitas yang selama ini kita anggap menjadi benalu dalam politik demokrasi kebebasan sipil kita itu yang harus kita lawan," ujar Budi.
Politik identitas juga diyakini bisa dimanfaatkan untuk menjegal pihak-pihak tertentu. Pengumpulan massa yang tidak setuju bisa digunakan untuk menyudutkan salah satu pihak jelang Pemilu 2024.
"Jadi, politik identitas bukan bagaimana menunjukkan identitas kamu itu siapa, tapi, bagaimana menggunakan politik untuk mengharamkan dan menghalangi hak-hak orang untuk berpolitik, menjadi pemimpin, menjadi elit untuk ikut pemilu karena identitasnya," ucap Budi.
Jalan politik itulah yang dinilai Budi harus dilawan. Indonesia diyakini bisa melewati tantangan fenomena politik identitas. Buktinya, kata Budi, fenomena itu bisa dilawan dalam beberapa pemilihan kepala daerah yang sudah terjadi beberapa waktu lalu.
Pemuda di Indonesia diminta menjadi garda terdepan untuk mengantisipasi dampak negatif politik identitas. Pemuda diminta mencontoh pendahulunya untuk membuat politik di Indonesia berjalan dengan tanpa adanya perpecahan.
"Jadi, yang ditonjolkan bukan perbedaannya, tapi kesamaannya, sambil kita mengakui pluralitasnya tinggi sendari sebagai bangsa Indonesia. Itu yang anak muda menurutnya penting juga untuk refleks lagi di zaman itu," ucap Budi. (Can)
Jakarta: Sejumlah tantangan bangsa diyakini bakal muncul menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Salah satunya, politik identitas.
"Jadi sebenarnya, tantangan ke depan itu selain bagaimana menjawab tantangan ekonomi, inovasi, kebebasan sipil, yang harus tetap dijaga adalah politik identitas," kata Co Founder Total Politik Budi Adiputro dalam acara Dialog Sumpah Pemuda 2022 bertema Muda Memilah Memilih yang disiarkan di kanal YouTube Medcom.id, Minggu, 30 Oktober 2022.
Budi mengatakan politik identitas merupakan sebuah fenomena di mana seseorang bakal mendukung satu pihak yang beragama, suku, maupun organisasi yang sama. Terkadang, politik identitas ini menyalahkan pihak lain yang dinilai tidak sejalan dengan keyakinannya.
"Yang menjadi tantangan adalah bahwa politik identitas yang selama ini kita anggap menjadi benalu dalam politik demokrasi kebebasan sipil kita itu yang harus kita lawan," ujar Budi.
Politik identitas juga diyakini bisa dimanfaatkan untuk menjegal pihak-pihak tertentu. Pengumpulan massa yang tidak setuju bisa digunakan untuk menyudutkan salah satu pihak jelang Pemilu 2024.
"Jadi, politik identitas bukan bagaimana menunjukkan identitas kamu itu siapa, tapi, bagaimana menggunakan politik untuk mengharamkan dan menghalangi hak-hak orang untuk berpolitik, menjadi pemimpin, menjadi elit untuk ikut pemilu karena identitasnya," ucap Budi.
Jalan politik itulah yang dinilai Budi harus dilawan. Indonesia diyakini bisa melewati tantangan fenomena politik identitas. Buktinya, kata Budi, fenomena itu bisa dilawan dalam beberapa pemilihan kepala daerah yang sudah terjadi beberapa waktu lalu.
Pemuda di Indonesia diminta menjadi garda terdepan untuk mengantisipasi dampak negatif politik identitas. Pemuda diminta mencontoh pendahulunya untuk membuat politik di Indonesia berjalan dengan tanpa adanya perpecahan.
"Jadi, yang ditonjolkan bukan perbedaannya, tapi kesamaannya, sambil kita mengakui pluralitasnya tinggi sendari sebagai bangsa Indonesia. Itu yang anak muda menurutnya penting juga untuk refleks lagi di zaman itu," ucap Budi. (Can) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)