Jakarta: Mantan Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol (Purn) Awang Anwarudin bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia yakin, PSI tidak meminta dan atau menerima mahar politik yang selama ini didengarnya.
"Yang selama ini saya dengar, yang namanya money politic, mahar, kan mendengar, sampai gakkumdu itu pun enggak selesai. Kemarin saya dengar langsung berarti pembenaran," ujar Awang di Basecamp DPP PSI Jalan Wahid Hasyim Nomor 194, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Agustus 2018.
Caleg PSI dapil Jawa Barat 11 itu pun mengenang betapa persoalan money politic menyebar luas. Bahkan, ia mengundurkan diri dari pendaftaran caleg di salah satu partai, lantaran dimintai mahar.
Baca: PSI Minta Bawaslu Usut `Pelicin` Rp500 Miliar
Ketika ditanyakan terkait mahar politik dalam Pilkada Cirebon, Awang yang tak menyebutkan nama partai, mengaku dimintai mahar mencapai Rp1 miliar. "Ya Rp1 miliar lebih-lebih dikit lah," imbuh dia.
Ia pun menyatakan ketidaklayakan profesi dirinya sebagai purnawirawan polri apabila menyetujui perjanjian dengan partai politik tersebut. "Belum juga ijab kabul sudah dibisikin. Jadi nurani saya ini nanaonan, disangkanya Wakapolda (itu) jenderal lobaduit. Secara pelan saya mengundurkan diri," tuturnya.
Setelah memutuskan untuk bergabung dengan PSI, Awang menekankan tidak dimintai mahar satu rupiah pun. Namun, ia mengaku ada tahapan-tahapan yang harus diperjuangkannya.
"Nol rupiah. Saya tidak gratisan masuk sini (ada perjuangan), wah ini jangan-jangan kayak masuk Lemhannas lagi, lemhannas kedua, paparan di depan juri-juri. Tapi itu kan tantangan, rekrutmennya benar-benar. Ini yang buat saya termotivasi, saya yakin maju dengan PSI, Insyaallah pasti berhasil," pungkasnya.
Kedatangan Awang ke Kantor DPP PSI didukung oleh rekannya selama di Polri, yakni mantan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan mantan Asisten SDM Kapolri Irjen Sabar Rahardjo.
Jakarta: Mantan Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol (Purn) Awang Anwarudin bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ia yakin, PSI tidak meminta dan atau menerima mahar politik yang selama ini didengarnya.
"Yang selama ini saya dengar, yang namanya money politic, mahar, kan mendengar, sampai gakkumdu itu pun enggak selesai. Kemarin saya dengar langsung berarti pembenaran," ujar Awang di
Basecamp DPP PSI Jalan Wahid Hasyim Nomor 194, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Agustus 2018.
Caleg PSI dapil Jawa Barat 11 itu pun mengenang betapa persoalan
money politic menyebar luas. Bahkan, ia mengundurkan diri dari pendaftaran caleg di salah satu partai, lantaran dimintai mahar.
Baca: PSI Minta Bawaslu Usut `Pelicin` Rp500 Miliar
Ketika ditanyakan terkait mahar politik dalam Pilkada Cirebon, Awang yang tak menyebutkan nama partai, mengaku dimintai mahar mencapai Rp1 miliar. "Ya Rp1 miliar lebih-lebih dikit lah," imbuh dia.
Ia pun menyatakan ketidaklayakan profesi dirinya sebagai purnawirawan polri apabila menyetujui perjanjian dengan partai politik tersebut. "Belum juga ijab kabul sudah dibisikin. Jadi nurani saya ini nanaonan, disangkanya Wakapolda (itu) jenderal lobaduit. Secara pelan saya mengundurkan diri," tuturnya.
Setelah memutuskan untuk bergabung dengan PSI, Awang menekankan tidak dimintai mahar satu rupiah pun. Namun, ia mengaku ada tahapan-tahapan yang harus diperjuangkannya.
"Nol rupiah. Saya tidak gratisan masuk sini (ada perjuangan), wah ini jangan-jangan kayak masuk Lemhannas lagi, lemhannas kedua, paparan di depan juri-juri. Tapi itu kan tantangan, rekrutmennya benar-benar. Ini yang buat saya termotivasi, saya yakin maju dengan PSI, Insyaallah pasti berhasil," pungkasnya.
Kedatangan Awang ke Kantor DPP PSI didukung oleh rekannya selama di Polri, yakni mantan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti dan mantan Asisten SDM Kapolri Irjen Sabar Rahardjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(YDH)